10 Contoh Soal Pemahaman Bacaan dan Menulis UTBK SNBT 2025, Ayo Belajar Lagi!

ADVERTISEMENT

10 Contoh Soal Pemahaman Bacaan dan Menulis UTBK SNBT 2025, Ayo Belajar Lagi!

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 23 Apr 2025 18:15 WIB
Ilustrasi belajar
Ilustrasi belajar. Foto: Getty Images/PrathanChorruangsak
Jakarta -

Menghadapi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025 bukan hanya soal menghafal rumus atau teori, tapi juga soal kemampuan berpikir kritis dan memahami informasi tertulis secara mendalam. Salah satu bagian penting dalam Tes Berdasarkan Komputer (TBK) SNBT adalah Pemahaman Bacaan dan Menulis.

Subtes ini menguji nalar bahasa, kemampuan membaca cepat, serta menyusun argumen secara logis. Jumlah soal Pemahaman Bacaan dan Menulis terdiri dari 20 soal dan harus dikerjakan selama 25 menit.

Dalam artikel ini, detikers bisa mempelajari contoh soalnya sebagaimana dilansir dari buku Wangsit (Pawang Sulit) HOTS SNBT 2025 oleh Tim Tentor Master (2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh Soal Pemahaman Bacaan dan Menulis UTBK SNBT 2025

Teks untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 5.

Berdasarkan perhatiannya terhadap orang dan perhatiannya terhadap kinerja, Sethia dan Glinow membedakan adanya empat macam budaya organisasi, yaitu: (a) apathetic culture; (b)
caring culture; (c) exacting culture; dan integrative culture.

ADVERTISEMENT

Dalam tipe apathetic culture, perhatian anggota organisasi terhadap hubungan antarmanusia maupun perhatian terhadap kinerja pelaksanaan tugas, dua-duanya rendah. Di sini, penghargaan diberikan terutama berdasarkan permainan politik dan pemanipulasian orang lain. Sedangkan budaya organisasi Caring Culture dicirikan oleh rendahnya perhatian terhadap kinerja dan tingginya perhatian terhadap hubungan antarmanusia. Penghargaan lebih didasarkan atas kepaduan tim dan harmoni, dan bukan didasarkan atas kinerja pelaksanaan
tugas. Sementara itu, ciri utama tipe exacting culture adalah bahwa perhatian terhadap orang sangat rendah. Yang terakhir, dalam organisasi yang memiliki budaya integrative maka perhatian terhadap orang maupun perhatian terhadap kinerja keduanya sangat tinggi.

Apabila organisasi-organisasi publik di Indonesia dianalisis dengan menggunakan empat tipe budaya tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar organisasi publik memiliki budaya organisasi yang bertipe Caring. Organisasi-organisasi publik di Indonesia biasanya memiliki perhatian yang sangat tinggi terhadap hubungan antarmanusia. Hal ini nampak dari ciri-ciri birokrat sebagai berikut: a) lebih mementingkan kepentingan pimpinan ketimbang kepentingan klien atau pengguna jasa; b) lebih merasa sebagai abdi negara daripada abdi masyarakat; c) meminimalkan risiko dengan cara menghindari inisiatif; d) menghindari tanggung jawab; e) menolak tantangan; dan f) tidak suka bereaksi dan berinovasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Budaya caring ini tidak cocok dalam pemberian pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Dengan demikian harus diadopsi budaya organisasi baru yang lebih sesuai dan kondusif dengan manajemen pelayanan publik. Budaya organisasi seperti ini disebut kultur kinerja.

(Dikutip dari Manajemen Pelayanan Ratminto dan Winarsih Tahun 2005)

1. Menurut penulis, sebagian besar organisasi publik di indonesia memiliki budaya caring, hal ini dicirikan dengan hal-hal di bawah
ini, kecuali ...

A. Menolak tantangan
B. Menghindari tanggung jawab
C. Tidak suka berkreasi
D. Tidak suka berinovasi
E. Mementingkan kepentingan klien

Jawaban: E
Pembahasan:
Sebagian besar organisasi publik di Indonesia memiliki budaya caring, hal ini dicirikan dengan menolak tantangan, menghindari tanggung jawab, tidak suka berkreasi, tidak suka berinovasi, dan lebih mementingkan kepentingan pimpinan

2. Pernyataan tentang apathetic culture di bawah ini yang tidak benar adalah

A. Perhatian anggota organisasi terhadap hubungan antarmanusia rendah
B. Perhatian anggota organisasi terhadap kinerja pelaksanaan tugas rendah
C. Penghargaan diberikan berdasarkan permainan politik
D. Penghargaan diberikan terutama berdasarkan pemanipulasian orang- orang lain
E. Penghargaan diberikan terutama berdasarkan intuisi pimpinan

Jawaban: E
Pembahasan:
Pernyataan tentang apathetic culture terdapat pada paragraf 2 kalimat 1 dan 2. Pernyataan yang tidak tepat adalah penghargaan diberikan terutama berdasarkan intuisi pimpinan.

3. Pernyataan tentang caring culture di bawah ini yang tidak benar adalah ....

A. Perhatian anggota organisasi terhadap hubungan antarmanusia tinggi
B. Perhatian anggota organisasi terhadap kinerja pelaksanaan tugas rendah
C. Penghargaan diberikan terutama berdasarkan kinerja pelaksanaan tugas
D. Penghargaan diberikan terutama berdasarkan kepaduan tim
E. Penghargaan diberikan terutama berdasarkan harmoni

Jawaban: C
Pembahasan:
Pernyataan tentang caring culture terdapat pada paragraf 2 kalimat 3 dan 4. Pernyataan yang tidak tepat adalah penghargaan diberikan terutama berdasarkan kinerja pelaksanaan tugas.

4. Makna kata "diadopsi" dalam paragraf di atas adalah....

A. Diambil anak
B. Dipungut anak
C. Diterima dan dikembangkan
D. Kecanduan
E. Kultur kinerja

Jawaban: C
Pembahasan:
Makna kata adopsi pada teks tersebut dapat berarti diterima dan dikembangkan.

5. Penulisan kata yang bercetak tebal pada teks di atas yang kurang tepat adalah....

A. Antarmanusia
B. Integrative
C. Risiko
D. Manajemen
E. Kultur

Jawaban: B
Pembahasan:
Penulisan kata yang bercetak tebal pada teks di atas yang kurang tepat adalah kata integrative. Kata integrative pada teks tersebut seharusnya ditulis secara cetak miring karena kata tersebut merupakan istilah asing.

Teks untuk menjawab soal nomor 6 sampai dengan nomor 10.

Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian air susu ibu (ASI). ASI eksklusif menurunkan mortalitas bayi dan morbiditas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan memperpanjang jarak kehamilan ibu. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui program perbaikan gizi masyarakat menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80%. Namun, angka ini sulit dicapai, bahkan tren prevalensi ASI eksklusif dari tahun ke tahun terus menurun. Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997- 2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007.

Alasan kegagalan praktik ASI eksklusif bermacam-macam, antara lain budaya pemberian makanan pralaktal, keharusan pemberian tambahan susu formula karena ASI tidak keluar, penghentian pemberian ASI karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, dan ibu yang ingin mencoba susu formula. Studi kualitatif Fikawati Syafiq melaporkan bahwa faktor kegagalan ASI eksklusif terjadi karena ibu kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman dan karena ibu tidak difasilitasi melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

Bayi yang lahir normal dan diletakkan di perut ibu segera setelah lahir dengan kulit ibu melekat pada kulit bayi selama setidaknya 1 jam dalam 50 menit akan berhasil menyusu sedangkan bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya 50% tidak bisa menyusu sendiri. Berbagai studi juga melaporkan bahwa IMD terbukti meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif.

6. Maksud ungkapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dalam teks di atas adalah....

A. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan setelah dilahirkan
B. Pemberian ASI secara dini selama 6 bulan setelah dilahirkan
C. Pemberian ASI pada bayi lahir normal secara eksklusif selama enam bulan
D. Usaha mendorong bayi menyusu secara dini
E. Usaha mendorong bayi menemukan ASI dan menyusu secara mandiri segera setelah dilahirkan

Jawaban: E
Pembahasan:
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dijelaskan lebih rinci di paragraf 3. Maksud ungkapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam teks di atas adalah usaha mendorong bayi menemukan ASI dan menyusu secara mandiri segera setelah dilahirkan.

7. Kata prevalensi di atas bermakna.....

A. Umum
B. Banyak
C. Signifikan
D. Bertahap
E. Sedikit

Jawaban: A
Pembahasan:
Makna kata prevalensi pada teks di atas adalah umum.

8. Kesimpulan bacaan di atas adalah.....

A. Pencapaian target program pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dari tahun ke tahun terus menurun
B. Bayi yang lahir normal sebaiknya langsung dilekatkan dengan perut ibunya supaya dia dapat menyusu sendiri
C. Faktor utama kegagalan program pemberian ASI eksklusif terletak pada kegiatan Inisiasi Menyusu Dini
D. Target pencapaian program pemberian ASI eksklusif sebaiknya tidak terlalu tinggi
E. Pemberian ASI pada bayi sangat bermanfaat bagi si ibu dan masyarakat pada umumnya

Jawaban: C
Pembahasan:
Untuk menarik kesimpulan, hal yang harus diperhatikan adalah gagasan utama paragraf. Kesimpulan tidak boleh terlepas atau melenceng jauh dari gagasan utama.

Berdasarkan bacaan di atas, kesimpulan yang dapat diambil dari bacaan di atas adalah Faktor utama kegagalan program pemberian ASI eksklusif terletak pada kegiatan Inisiasi Menyusu Dini.

9. Bacaan di atas membahas tentang ....

A. Inisiasi Menyusui Dini
B. Pemberian ASI pada bayi yang lahir normal
C. Manfaat program pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
D. Kesuksesan program pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
E. Kendala pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan

Jawaban: A
Pembahasan:
Bacaan di atas membahas tentang Inisiasi Menyusu Dini.

10. Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007.

Perbaikan kalimat di atas yang sesuai adalah....

A. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007
B. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007
C. Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997 s.d. 2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007
D. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007
E. Menurut Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007 memperlihatkan penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007

Jawaban: A
Perbaikan kalimat di atas yang tepat adalah dengan menghilangkan kata menurut. Kata menurut pada kalimat tersebut membuat kalimat tersebut tidak memiliki subjek.

Itulah contoh soal Pemahaman Bacaan dan Menulis UTBK SNBT 2025. Selamat mengulasnya kembali.




(cyu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads