Pilkada serentak telah berlangsung pada Rabu (27/11/2024). Hujan disertai angin dengan insensitas tinggi sempat mengguyur beberapa daerah Jawa Barat seperti Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kabupaten Majalengka.
Meski begitu, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengaku pilkada serentak di Jabar telah berlangsung dengan lancar. Tak ada laporan bencana saat pencoblosan yang mengharuskan pemungutan suara ditunda. Hanya saja, beberapa titik ada indikasi terkena dampak usai hujan deras yang melanda mulai pukul 12.30 WIB.
"Aman, kondusif, ya lancar semua. Dari kemarin mulai persiapan sampai hari ini semuanya lancar. Indikasi bencana tidak ada, bencana sampai saat ini tidak ada ya. Enggak ada TPS yang digeser juga. Hanya hujan lebat sudah mulai banyak dilaporkan di daerah," ucap Bey di Gedung Sate, Rabu (27/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia telah melakukan teleconference dengan para kepala daerah dan aparat di 27 Kota Kabupaten. Ada pun beberapa laporan yang mencolok dari tiap daerah yakni satu petugas TPS di Kelurahan Cipete, Kota Bogor meninggal dunia karena serangan jantung.
"Ada tadi di Bogor meninggal dunia satu orang. Kemungkinan serangan jantung," ucap Bey.
Selain itu pada 73.642 TPS di 27 Kota Kabupaten, dipastikan tidak ada yang harus mengalami penundaan pelaksanaaan pemungutan suara. Pun pada surat suara dipastikan tidak ada kekurangan signifikan ataupun surat suara yang tertukar hingga logistik terlambat.
Hanya saja, ada 2 TPS yang dipastikan harus diadakan Pemungutan Suara Ulang (PSU). Dua TPS tersebut berada di Kabupaten Karawang dan Kota Sukabumi.
Penyebabnya, terdapat pemilih di Karawang yang menggunakan dua kali hak suaranya. Sementara pemilih di Kota Sukabumi terindikasi merupakan pemilih ganda.
"Ada potensi PSU, tapi itu kan semua harus menunggu prosedur ya. Tadi dari Karawang laporkan menunggu dari Bawaslu, ya tentunya kita hormati saja. Jadi sesuai prosedur saja," kata Bey.
"Kalau mau PSU ya silakan. Dua TPS tadi di Karawang yang cukup jelas bahwa ada orang tua yang mewakili anaknya untuk mencoblos. Satunya di Sukabumi. Kalau yang di Sukabumi itu ada indikasi PSU juga. Sama karena coblos dua kali. Tapi tetap semuanya menunggu arahan bawaslu," sambungnya.
Terkait partisipasi Pilkada, Bey sempat menengok beberapa TPS di Kota Bandung. Ia merasa beberapa TPS yang dilihatnya punya jumlah pemilih yang masih sedikit. Bey sempat khawatir jumlah partisipan Pilkada loyo.
Meski begitu, Bey menyampaikan bahwa KPU Jabar memiliki regulasi yang belum diperbolehkan memberi prediksi jumlah partisipan terkini. KPU baru dapat menyampaikan persentase pemilih pada tiga hari pasca pencoblosan. Bey berharap, partisipan pilkada di Jabar punya angka tinggi.
"Tadi saya nengok TPS di RSHS, Saparua, itu rata-rata 50 persen. Jadi misal DPT 400, yang hadir 200. Tapi mudah-mudahan hanya itu, yang lain mudah-mudahan tinggi. Kalau laporan dari daerah sih tidak ada (penurunan partisipan). Malah tadi Kabupaten Majelengka tinggi sekali ya. Bisa 80 persen, itu di atas Pilkada yang tahun lalu," kata Bey.
"Tapi secara keseluruhan tadi kalau laporan dari Sumedang tinggi, di atas 70 persen semua, Majalengka, Subang juga tinggi, ya semuanya tinggi. Ya mudah-mudahan sih tingkat partisipasinya minimal sama dengan Pileg Pilpres kemarin," harapnya.
(aau/iqk)