Bergantinya kepemimpinan membuat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melakukan berbagai transformasi. Salah satunya yakni yang tengah ramai dibicarakan hadirnya mata pelajaran coding dan Artificial Intelligence (AI) di tingkat SD-SMP.
Tidak hanya persiapan sarana dan prasarana, pengembangan kompetensi guru sebagai tenaga pengajar juga diperhatikan. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen, Yudhistira Nugraha menyatakan guru merupakan pusat dalam proses pembelajaran.
Sehingga kementerian menaruh perhatian penting untuk memberikan pendidikan dan pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan kompetensinya. Berbeda dengan yang sudah ada, pelatihan tentang coding dan AI nantinya tidak hanya bersifat daring.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelatihan-pelatihan ini tidak mungkin hanya sebatas online. Kita ingin memastikan bahwa guru itu paham, guru itu mengerti (tentang coding dan AI)," kata Yudhistira di acara Lokakarya Hasil Studi Riset Persepsi Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Digital Sebagai Alat Bantu Pembelajaran oleh Enuma di Artotel Gelora Senayan, Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Guru Bisa Belajar dari Guru Lain
Bukan hanya pelatihan daring nantinya guru bisa melakukan pengembangan kompetensi di berbagai tempat. Tetapi untuk metode pengembangnnya, masih dalam penggodokan di Kementerian.
"Nanti kita akan coba lagi diskusikan pengembangan metodenya seperti apa, karena kalau hanya belajar online (guru) tidak punya feelnya ya" tambah dia.
Kemendikdasmen yakin pada dasarnya setiap guru memiliki pengetahuan mendasar dan pengalaman yang berbeda. Keragaman ini bisa ditularkan ke guru lainnya sehingga saling mendapatkan pembelajaran.
"(metodenya) mungkin bagaimana antara guru bisa saling learning best from the teacher. Bisa belajar antara satu guru dan guru lainnya," ucap Kapusdatin.
Penularan pembelajaran baik ini akan dikuatkan sehingga tercipta keterhubungan antara satu guru dan guru lainnya.
Konsep Pembelajaran Deep Learning
Yudhistira menyinggung kurikulum pendidikan mengharuskan guru bisa memahami kebutuhan dari masing-masing siwa. Artinya, guru memiliki peran penting dalam memastikan peserta didik bisa tumbuh sesuai dengan minat dan bakatnya.
Meski begitu, tetap setiap anak tidak boleh disamaratakan. Sehingga dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang lebih inklusif dengan konsep pembelajaran yang mendalam (deep learning).
"(Murid) tidak boleh disamaratakan dan tentu butuh pendekatan-pendekatan yang lebih inklusif. Tadi dengan konsep pembelajaran yang lebih mendalam, yang meaningful, joyful, dan mindful," jelasnya.
Ia berharap dalam pengembangan pendidikan masyarakat juga ikut berperan serta. Hal ini sesuai pesan Mendikdasmen, Abudl Mu'ti.
"Seperti yang sering disampaikan Pak Menteri, partisipasi masyarakat perlu dilibatkan untuk meningkatkan pendidikan dan memastikan kualitas pendidikan nasional itu jadi lebih baik lagi," pungkasnya.
(det/nwk)