Amal adalah semua perbuatan yang dikerjakan dan dengan niat tertentu, merupakan perbuatan baik yang ditujukan kepada sesama manusia atau masyarakat yang mendatangkan pahala. Amalan apakah yang paling utama ? Yaitu amalan yang tidak disukai oleh nafsu.
Umar bin Abdul Aziz mengirim surat kepada Hasan Bashri : "Kumpulkan persoalan dunia kepadaku dan gambarkanlah persoalan akhirat!"
Maka Hasan Bashri membalas :
Sesungguhnya dunia adalah mimpi, sedangkan akhirat adalah terjaga, sementara kematian berada di antara keduanya.
Kita sedang dalam buaian mimpi. Barang siapa menghisab dirinya maka ia beruntung, dan barang siapa lalai maka ia rugi. Barang siapa melihat berbagai akibat ( resiko ) maka ia selamat dan barang siapa patuh kepada hawa nafsu maka ia tersesat. Barang siapa bermimpi maka ia celaka dan barang siapa takut maka ia selamat.
Barang siapa mengambil pelajaran maka ia melihat. Barang siapa melihat maka ia paham. Barang siapa paham maka ia mengetahui dan barang siapa mengetahui maka ia beramal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika engkau terpeleset, kembalilah. Jika engkau menyesal berhentilah. Jika engkau tak tahu, bertanyalah dan jika engkau marah, tahanlah diri.
Ketahuilah amalan yang paling utama adalah amal yang tidak disukai oleh nafsu."
Nasihat ini sangatlah berguna / relevan dengan kondisi zaman saat ini. Dunia ( harta, keluarga, kedudukan dan lainnya ) yang di ibaratkan mimpi, karena dunia ini bersifat sebentar sama halnya seseorang yang bermimpi ( tidak ada mimpi yang cukup lama ). Sebagian orang menjadi terlena dengan bermimpi karena dunia dijadikan tujuan. Mereka berebut untuk memperoleh posisi dengan memuji, membantu dan membela penguasa. Saat ini mereka lupakan akan tuntunan-Nya hingga bagian dari amal ibadah menjadi bahan candaan. Tindakan seperti itu bukanlah amalan namun berpamrih untuk ikut menikmati indahnya kekuasaan. Ingatlah bahwa segala tindakan akan dipertanggungjawabkan di dunia apalagi yang di kehidupan kekal.
Amalan yang disukai Allah SWT. adalah :
1. Shalat pada waktunya. Maksudnya melaksanakan shalat tepat waktu. Beberapa ulama juga menyatakan bahwa melaksanakan shalat dengan segera ketika adzan dikumandangkan dan segera berwudhu untuk pergi ke masjid atau musalla guna melaksanakan shalat berjamaah adalah yang paling utama. Rasulullah SAW. bersabda,"... Andai orang-orang mengetahui pahala adzan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, mereka akan berunding. Dan seandainya mereka mengetahui pahala menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya' dan Subuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak." (HR Bukhari)
2. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua. Amalan ini yang sangat dicintai oleh Allah SWT. adalah berbakti kepada orang tua, baik saat mereka masih hidup maupun setelah mereka meninggal dunia. Ketika kedua orang tua masih hidup, adalah kewajiban kita untuk menghormati mereka, berbakti kepada mereka, dan menghargai mereka dengan tidak menyakiti hati mereka melalui perkataan atau perbuatan. Setelah kedua orang tua meninggal, tanggung jawab kita sebagai anak adalah mendoakan mereka. Hal ini merupakan perintah-Nya dalam surah al-Isra' ayat 23-24 yang artinya, "Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang baik dan rendahkan dirimu dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah, "Wahai Rabb-ku sayangi keduanya sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil,"
3. Jihad Fi Sabilillah. Jihad dalam konteks ini tidak hanya merujuk pada perang melawan musuh. Lebih dari itu, jihad juga mencakup upaya sungguh-sungguh dalam menegakkan agama-Nya, seperti menuntut ilmu dan membantu masyarakat keluar dari kemiskinan secara ekonomi. Jihad fi sabilillah juga merupakan bentuk ibadah yang memiliki nilai sangat tinggi di hadapan Allah SWT. Dan tidak semua orang diberikan kesempatan untuk melaksanakan jihad ini.
Mari kita simak hadis tentang hubungan takdir dan amalan yang diriwayatkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW. bersabda, "Tidak seorang pun diantara kalian yang bernafas, kecuali telah ditetapkan kedudukannya di dalam surga atau neraka, dan telah ditetapkan baginya sebagai orang yang celaka atau sebagai orang yang selamat."
Mendengar ucapan Rasulullah SAW. ada seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah sebaiknya kami menyerah kepada ketetapan takdir yang telah digariskan kepada kami, tanpa beramal sedikit pun?"
Maka beliau menjawab, "Siapa pun yang telah ditetapkan sebagai seorang yang akan mendapatkan kebahagiaan, maka ia akan beramal menurut amalan orang-orang yang ditetapkan akan mendapatkan kebahagiaan. Dan siapa saja yang ditetapkan sebagai seorang yang akan mendapat kesengsaraan, maka ia akan beramal menurut amalan orang-orang yang akan mendapat kesengsaraan."
Oleh karena itu beramallah, karena setiap orang akan diberi kemudahan menurut takdirnya masing-masing. Sebab, menjadi seorang pemalas bukan termasuk tuntunan Rasulullah SAW. Bagi seseorang yang memperoleh amanah dengan kedudukan strategis menjadi peluang untuk berbuat kebaikan ( beramal ) bagi masyarakat, namun jangan dibalik dengan posisi itu hanya untuk memperkaya diri dan menaikkan kebanggaan diri.
Ya Allah, jadikanlah segala urusanku berakhir dengan kebaikan, dan lindungilah aku dari kesengsaraan di dunia maupun siksa di akhirat kelak.
Aunur Rofiq
Penulis adalah Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)
(erd/erd)
Komentar Terbanyak
Kisah Wafatnya Nabi Sulaiman AS: Bukti Jin Tidak Mengetahui Hal Ghaib
Makanan Mengandung Babi Bersertifikat Halal Ditarik dari Peredaran
Makanan Mengandung Babi 'Berlabel Halal', BPJPH: Kami Selidiki dan Beri Sanksi