Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak beri tiga pesan penting bagi alumninya yang ikut dalam kontestasi pemilihan umum (pemilu) 2024 sebagai calon legislatif (caleg). Hal tersebut terjadi dalam acara Dialog dan Silaturahmi Ksatria Airlangga pada Senin (29/1/2024) kemarin.
Prof Nasih menyatakan alumni yang mendaftar sebagai caleg merupakan putra-putri terbaik Unair. Sehingga ia berharap alumni Unair bisa terpilih dan memberikan kontribusinya kepada negara.
"Kami ingin caleg alumni UNAIR bisa terpilih pada ajang pemilu. Para caleg ini merupakan putra putri terbaik UNAIR yang akan memberikan kontribusinya kepada negara," katanya dikutip dari rilis di laman resmi Unair, Selasa (30/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ancaman Ijazah Ditarik
Menurut guru besar fakultas ekonomi dan bisnis itu, ada tiga pesan penting yang harus dipegang alumni Unair, yaitu:
1. Politik Uang
Pesan pertama berkaitan dengan politik uang yang menurut Prof Nasih harus segera dihentikan. Ia berharap pemilu 2024 mencerminkan proses demokrasi yang baik, sehingga langkah menghilangkan politik uang sangat krusial.
Menurutnya, kebanyakan politik uang merupakan sebuah investasi dan menutup kemungkinan akan ada money of return. Kehadiran money of return inilah yang menjadi bibit timbulnya permasalahan baru, seperti korupsi.
2. Korupsi
Dengan tegas, Prof Nasih berpesan agar alumni Unair untuk tidak korupsi dan lebih baik mengikuti proses dengan tertib sesuai aturan sejak awal. Tak tanggung-tanggung ia menegaskan akan menarik ijazah caleg alumni Unair jika terbukti melakukan korupsi ketika bertugas.
"Kalau korupsi maka ijazahnya akan kami tarik. Jadi, jangan pernah korupsi selama bertugas," tegasnya.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Ketiga, Nasih berpesan terkait pengembangan SDM yang harus menjadi fokus prioritas utama dalam membangun negara. Memang, hal ini bukan suatu hal yang mudah.
Tetapi untuk meraih impian Indonesia Emas 2045, kualitas SDM yang unggul harus dimiliki masyarakat RI untuk memenuhi kriteria sebagai negara maju.
Ada dua bidang yang harus dipenuhi dalam pengembangan SDM. Pertama pendidikan terutama pendidikan tinggi dan kedua kesehatan.
Di bidang pendidikan, Prof Nasih berharap bila sebanyak 70 persen lulusan SMA/sederajat bisa melanjutkan pendidikan tinggi. Baginya ini angka yang sangat ideal.
Ketika program di bidang pendidikan berjalan harus diiringi dengan sektor kesehatan agar produktivitas masyarakat bisa meningkat.
"Kunci negara maju ada pada kualitas SDM, tanpa SDM yang maju dan unggul mustahil untuk mencapai itu. Mari kita ciptakan masyarakat yang sehat, terdidik, dan terlatih," tutupnya.
(det/nah)