Beberapa waktu ini, publik ramai membahas potensi TNI masuk ke dalam ranah pendidikan tinggi. Bagaimana tanggapan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek)?
Sebagai informasi,Kemendiktisaintek telah mengubah paradigma pendidikan tinggi dari Kampus Merdeka menjadi Kampus Berdampak. Dalam pelaksanaannya, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (DirjenDikti)Kemendiktisaintek,KhairulMunadi, mengatakan jika pendidikan tinggi tidak bisa berjalan sendiri.
"Kalau arahnya berdampak tidak mungkin bisa jalan sendiri, dan kami juga mendorong perguruan tinggi juga begitu Dalam melaksanakan program-program. Kita butuh dukungan dari mitra-mitra terkait," jelasnya usai ditanya mengenai potensi kerja sama perguruan tinggi dengan TNI dalam acara Ngopi bareng Kemdiktisaintek di Gedung D Komplek Kemendiktisaintek, Jalan Jenderal Sudirman, Pintu 1 Senayan, Jakarta Selasa (29/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khairul mengatakan pihaknya sudah melakukan sinergi dengan beberapa kementerian terkait. Misalnya kerja sama dengan Kementerian Pertanian terkait pengembangan di bidang pangan, Perpustakaan Nasional dalam konteks Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan Kementerian Kesehatan dalam pengumuman tenaga dokter spesialis.
"Jadi kita memang menyesuaikan dengan kebutuhan kita dan kita berharap perguruan tinggi juga seperti itu," ujarnya.
Awal Mula Isu TNI Masuk Kampus
Dugaan masuknya TNI ke ranah pendidikan tinggi bermula dari mahasiswa yang mengundang TNI ke lingkungan kampus UI dalam malam konsolidasi mahasiswa. Diduga anggota TNI tersebut diundang untuk berdiskusi.
"Dandim Depok diundang/diajak oleh seorang mahasiswa atas nama F dan Kabagpam UI atas nama AR, yang memang dikenal baik oleh Dandim, untuk diskusi, ngobrol. Kebetulan saat itu Dandim baru pulang bertugas sehingga masih mengenakan seragam dan mampir ke Pusgiwa UI," kata Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi dikonfirmasi detikNews Sabtu (19/4/2025).
Ramai dibahas, Rektor Universitas Indonesia (UI), Heri Hermansyah, mengatakan agar mahasiswa maupun dosen tidak perlu khawatir. Heri menyatakan jika UI tidak mengetahui tentang hal tersebut. Saat ini, pihaknya menunggu laporan lengkapnya.
"Direktur kemahasiswaan berkomunikasi dengan mereka. Tapi kita masih menunggu laporan lebih lengkapnya," ujar Heri.
Kendati demikian, Heri mengatakan agar mahasiswa tidak perlu khawatir. Ia menegaskan jika tidak ada aksi pembungkaman maupun tindakan represif.
"Menurut saya tidak usah khawatir. Di situ juga kan tidak ada pembungkaman. Tidak ada aksi represi. Tidak ada. Pada dasarnya kampus menjamin kebebasan mimbar akademik," tegasnya.
(nir/nwy)