Bojan Hodak Bicara Masa Depan Sepak Bola Indonesia

Bojan Hodak Bicara Masa Depan Sepak Bola Indonesia

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 16 Apr 2025 07:00 WIB
Bojan Hodak.
Pelatih Persib Bojan Hodak. (Foto: Persib Bandung)
Bandung -

Pelatih Persib Bandung Bojan Hodak mengemukakan pendapatnya soal kondisi sepak bola di Indonesia. Saat ini, ia mengatakan, Indonesia sudah berada di jalur yang tepat untuk meningkatkan prestasinya di mata dunia.

Timnas Indonesia sekarang sedang berjuang di kualifikasi ke Piala Dunia 2026 Zona Asia. Peluang terbaiknya yaitu lolos ke putaran keempat agar masih bisa mengamankan tiket untuk tampil di pentas terakbar sepakbola di dunia tersebut.

Selain senior, Timnas kelompok umur Indonesia juga mulai mencuri perhatian di kancah Asia. Timnas U-17 asuhan pelatih Nova Arianto baru saja mengunci tiket Piala Dunia U-17 Qatar 2025, meskipun perjalannya harus berakhir di babak perempat final Piala Asia U-17 setelah dicukur Korea Utara U-17 dengan skor 0-6.

"Setelah Erick Thohir mengambil alih (PSSI), dia adalah orang yang ingin berinvestasi banyak uang dan dia ingin melakukan sesuatu untuk negara ini (untuk kemajuan sepakbola)," kata Bojan mengawali perbincangannya kepada wartawan, Selasa (15/4/2025).

Bojan Hodak tak menampik keputusan PSSI untuk memanggil sejumlah pemain diaspora banyak menuai polemik. Tapi kata dia, secara aturan FIFA, hal itu bukan langkah yang salah demi memajukan sepakbola di Indonesia.

"Banyak orang mengeluh tentang pemain-pemain yang datang dari Belanda, tapi mereka semua setengah Belanda, setengah Indonesia. Orang tua atau kakek nenek mereka berasal dari Indonesia, ini adalah aturan yang sesuai dengan hukum FIFA. Jadi bagi saya, semua itu tidak ada yang salah," tuturnya.

Namun, Bojan tetap memberikan masukan untuk langkah PSSI di masa mendatang. Ia mendorong supaya pengembangan pemain muda harus tetap menjadi fokus utama agar mereka nantinya bisa menjadi tumpuan Timnas Indonesia di masa yang akan datang.

"Satu-satunya yang perlu dilakukan sekarang adalah Indonesia harus fokus pada pengembangan pemain muda. Ini memang masalah di seluruh Asia, bukan hanya Indonesia," terang pelatih berkebangsaan Kroasia tersebut.

Saat ini, PSSI punya proyek Elite Pro Academy (EPA) yang digunakan sebagai sistem kompetisi bagi para pemain muda. Tapi bagi Bojan, EPA masih belum cukup untuk mengasah bakat-bakat baru hingga mereka siap menjadi pemain sepakbola profesional.

Bojan lantas mencontohkan negaranya, Kroasia, yang bisa menembus babak final Piala Dunia Rusia 2018 silam. Meski hanya memiliki sekitar 4 juta penduduk, tapi kata dia, setiap klub di Kroasia diwajibkan punya youth development sebagai wadah untuk pengembangan talenta muda sepak bola.

"Saya selalu bilang ke semua orang, lihat Kroasia, bisa jadi runner-up Piala Dunia dengan hanya 4 juta penduduk. Karena kami punya 1.300 klub, dan setiap klub wajib punya pengembangan pemain muda," ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kamu tidak bisa mendirikan klub tanpa punya program pengembangan pemain muda. Itulah alasan kenapa ada perkembangan yang baik dan banyak pemain berkualitas yang muncul."

"Jadi (EPA) ini hal yang bagus, tapi perlu diatur dengan baik. Kamu harus punya rencana seperti ini, tapi juga harus terus ditingkatkan. Bahkan Elite Pro Academy pun harus punya lebih banyak pemain (yang berkompetisi di level usia) di bawahnya," pungkasnya.

(orb/orb)


Hide Ads