Bolehkah Wanita Haid Ziarah ke Makam Nabi dan Raudhah?

Bolehkah Wanita Haid Ziarah ke Makam Nabi dan Raudhah?

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Jumat, 18 Apr 2025 10:00 WIB
Makam Nabi Muhammad SAW
Makam Nabi Muhammad SAW di dalam Masjid Nabawi (Foto: Afif Farhan/detikHikmah)
Jakarta -

Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam. Terkadang, muslim yang pergi haji atau umrah menyempatkan untuk singgah ke sana.

Makam Rasulullah SAW berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Tempat ini tak pernah sepi dan selalu dikunjungi oleh umat Islam.

Selain maka Nabi Muhammad SAW, ada juga salah satu tempat di Masjidil Haram yang disebut Raudhah. Dijelaskan dalam buku Jejak Sejarah di Dua Tanah, Napak Tilas 85 Tempat Bersejarah di Makkah dan Madinah karya Mansya Aji Putra, Raudhah di Masjid Nabawi merupakan area yang berada di dalam masjid yang letaknya di antara mimbar dan rumah Nabi Muhammad SAW yang saat ini merupakan ruang makam beliau dan dua sahabat lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, bagaimana dengan muslimah yang ingin mengunjungi makam Nabi SAW dan Raudhah ketika sedang haid? Apakah diperbolehkan?

Hukum Ziarah ke Makam Nabi dan Raudhah bagi Wanita Haid

Menurut buku Adab Berziarah Kubur untuk Wanita karya Mutmainah Afra Rabbani, haid atau nifas bukan halangan bagi wanita untuk ziarah kubur. Ini dikarenakan ziarah kubur tidak sama seperti salat, puasa dan ibadah lain yang mengharuskan suci dari nifas.

ADVERTISEMENT

Para ulama mazhab berbeda pendapat tentang hal ini. Koordinator Media Center (MCH) PPIH Pusat 2023 Dodo Murtado mengatakan mazhab Maliki mengharamkan secara mutlak wanita haid lewat atau berdiam diri di masjid kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Contohnya seperti takut atau menghindari ancaman serta kezaliman.

Sementara itu, mazhab Hanafi dan Syafi'i berpandangan wanita haid dan nifas diperbolehkan masuk dan berjalan di dalam masjid asalkan darah haid mereka tidak mengotori lantai. Dengan begitu, kedua mazhab ini memperbolehkan muslimah yang haid untuk berkunjung ke makam Nabi SAW dan Raudhah yang terletak di Masjid Nabawi.

"Kedua, Mazhab Hanafi dan mazhab Syafi'i membolehkan orang junub, wanita haid dan nifas masuk dan berjalan di dalam masjid, dengan syarat darah haid terjaga untuk tidak menetes, tetapi tidak boleh berdiam diri," kata Dodo dikutip detikHikmah dari situs Kemenag, Kamis (17/4/2025).

Adapun, mazhab Hambali memperbolehkan orang junub, wanita haid dan nifas berjalan di masjid ketika darah belum berhenti dan aman tidak akan menetes atau mengotori masjid, tetapi tidak boleh berdiam diri. Namun, apabila darah haid atau nifas telah berhenti, wanita tersebut boleh berdiam diri di dalam masjid.

"Keempat, Imam Ahmad, al-Muzani, Ibnu al-Mundzir berpendapat boleh berjalan ataupun berdiam diri dalam masjid karena orang muslim itu tidak najis," lanjut Dodo.

Tata Cara Ziarah ke Makam Nabi SAW

Mengutip dari Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha, berikut ini tata cara ziarah ke makan Rasulullah SAW.

1. Bersholawat dan Membaca Doa

Berikut doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika ziarah ke makam Nabi SAW.

اللَّهُمَّ افْتَحْ عَلَيَّ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ وَارْزُقْنِي فِي زِيَارَةِ قَبْرِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَزَقْتَهُ أَوْلِيَاءَكَ وَأَهْلَ طَاعَتِكَ وَاغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِيْ يَا خَيْرَ مَسْؤُوْلِ

Arab latin: Allahummaftah 'alayya abwaaba rahmatika war zuqnii fii ziyaarati qabri nabiyyika shallallahu 'alaihi wasallam, maa razaqtahu auliyaaka wa ahla thaa'atika waghfir lii war ham nii yaa khaira masuul.

Artinya: "Ya Allah, bukalah atasku rahmat-Mu, anugerah rezeki-Mu dalam ziarah makam Nabi-Mu SAW seperti apa yang Engkau berikan kepada kekasih-kekasih-Mu dan orang-orang yang taat kepada-Mu, dan ampunilah aku, rahmatilah aku wahai sebaik-baik tempat meminta."

2. Membaca Doa Masuk Masjid

Hendaknya muslim membaca doa masuk masjid ketika memasuki Masjid Nabawi. Berikut bacaan doanya,

أَعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Arab latin: A'udzu billahil-'azhimi wa bi wajhihil-karimi wa sulthanihil-qadimi minasy-syaithani ar-rajimi, bismillahi walhamdulillaahi. Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammadin wa ala ali sayyidina muhammadin. Allahummaghfir li dzunubi waftahli abwaba rahmatika.

Artinya: "Hamba berlindung kepada Allah yang Maha Agung, kepada wajah-Nya yang Mulia, dan kepada kekuasaan-Nya yang Mahadahulu, dari setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah; ya Allah, curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad beserta keluarga Beliau. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hamba dan bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untuk hamba."

Setelah itu, muslim bisa melaksanakan salat Tahiyatul Masjid dan mengunjungi makam Rasulullah SAW.

3. Memberi Salam di Makam Nabi Muhammad SAW

Berikut bacaan salam yang dapat diamalkan muslim,

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا خِيْرَةَ اللهِ مِنْ خَلْقِهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا حَبِيْبَ اللهِ، السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدَ المُرْسَلِيْنَ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ، السَّلَامُ عَلَيْكَ وَعَلَى آلِكَ وَأَصْحَابِكَ وَأَهْلِ بَيْتِكَ وَعَلَى النَّبِيِّيْنَ وَسَائِرِ الصَّالِحِيْنَ: أَشْهَدُ أَنَّكَ بَلَّغْتَ الرِّسَالَةَ، وَأَدَّيْتَ الأَمَانَةَ، وَنَصَحْتَ الأُمَّةَ، فَجَزَاكَ اللهُ عَنَّا أَفْضَلَ مَا جَزَى رَسُوْلًا عَنْ أُمَّتِهِ

Arab latin: Assalamu'alaika yaa rasulallahi, assalamu'alaika yaa khiiratal laahi min khalqih, assalamu'alaika yaa habiiballahi, assalamu'alaika yaa sayyidil mursaliina wa khaataman nabiyyin, assalamu'alaika wa 'alaa aalika wa ashabika wa ahli baitika wa 'alan nabiyyina wa saa irish shaalihiin, asyhadu annaka ballaghtar risaalata wa addaytal amaanata, wa nashahtal ummata, fa jazaakallahu 'annaa afdhola maa jazaa rasuulan 'an ummatihi.

Artinya: "Semoga keselamatan untukmu wahai Rasulullah, semoga keselamatan untukmu wahai orang yang terpilih Allah dari makhluk-Nya, semoga keselamatan untukmu wahai kekasih Allah, semoga keselamatan untukmu wahai penghulu para utusan dan penutup kenabian, semoga keselamatan untukmu dan keluargamu, sahabat-sahabatmu, ahlul bait, para nabi dan orang-orang saleh, aku bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan risalah, dan mengemban amanah dan menasihati umat, semoga Allah membalas dari kami keutamaan yang disampaikan Rasulullah kepada umatnya."

4. Sampaikan Salam Jika Ada Seseorang yang Berwasiat

Kemudian jika ada seseorang yang berwasiat untuk menyampaikan salam kepada Rasulullah SAW, maka dapat membaca salam ini:

السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ مِنْ فُلَانٍ مِنْ فُلَانٍ

Arab latin: Assalamu'alaika yaa rasulullahi min fulan bin fulan

Artinya: "Semoga keselamatan kepadamu wahai Rasulullah, salam dari fulan bin fulan."

5. Mengucap Salam Kepada Sahabat

Setelah mengucapkan salam di makam Rasulullah SAW, lanjut memberi salam ke makam Abu Bakar dan Umar bin Khattab yang letaknya tak jauh dari makam Nabi Muhammad SAW. Kemudian, kembali ke tempat semula dengan menghadap ke makam Nabi Muhammad untuk bertawasul dalam kebenarannya, memohon syafaat dengan perantara Rasulullah SAW kepada Allah SWT, dan berdoa untuk diri sendiri, kedua orang tua, sahabat-sahabatnya, orang yang dicintainya, dan orang yang berbuat baik dari umat Islam.

6. Mendatangi Raudhah

Usai ziarah ke makam Nabi SAW, umat Islam dianjurkan mendatangi Raudhah yang berada di antara makam dan mimbar lalu memperbanyak berdoa di sana. Gunakan kesempatan mulia ini dengan memperbanyak memuji Allah SWT, bertasbih kepada-Nya, membaca takbir, dan membaca sholawat.

7. Salat Sunnah Sebelum Meninggalkan Madinah

Muslim dianjurkan untuk salat sunnah sebelum meninggalkan Madinah. Jumlah rakaat salat sunnah ini yaitu dua rakaat, lalu lanjutkan dengan memanjatkan doa.

Berikut doa yang dianjurkan dibaca,

اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ هَذَا آخِرَ الْعَهْدِ بِحَرَمِ رَسُولِكَ، وَيَسِّرْلِي العَوْدَ إِلَى الْحَرَمَيْنِ سَبِيْلاً سَهْلَةً بِمَتِكَ وَفَضْلِكَ وَارْزُقْنِيَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَرُدَّنَا سَالِمِيْنَ غَانِمِيْنَ إِلَى أَوْطَانِنَا آمِنِيْنَ

Arab latin: Allahumma laa taj'al haadhaa aakhiral 'ahdi biharami rasulika, wa yassirli 'auda ilal haramaini sabiilan sahlatan bimannika wa fadlika war zuqnial 'afwa wal 'aafiyata fid dunyaa wal aakhirati wa ruddanaa saalimiina ghaanimiina ilaa authaninaa aamiin.

Artinya: "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan ini adalah tahun terakhir (aku) di tanah haram rasul-Mu, permudahkanlah aku untuk kembali ke Haramaian dengan mudah karena nikmat dan keutamaan, anugerahkanlah aku pemaafan di dunia dan akhirat, dan kembalikan kami dengan selamat sentosa dan mendapatkan pahala ke negeri kami, amiin."




(aeb/kri)

Hide Ads