BWI Gandeng Puluhan Dai MUI Gencarkan Wakaf Uang

BWI Gandeng Puluhan Dai MUI Gencarkan Wakaf Uang

Kristina - detikHikmah
Jumat, 21 Mar 2025 04:30 WIB
Workshop Penguatan Literasi dan Sosialisasi Wakaf Uang Untuk Kemaslahatan Umat di Kantor MUI, Kamis (20/3/2025).
Workshop Penguatan Literasi dan Sosialisasi Wakaf Uang Untuk Kemaslahatan Umat di Kantor MUI, Kamis (20/3/2025). Foto: Dok BWI
Jakarta -

Badan Wakaf Indonesia (BWI) mengatakan potensi wakaf Indonesia sangat besar, sementara angka literasi masyarakat terhadap wakaf masih rendah. Pihaknya menggandeng puluhan dai standarisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memperkuat literasi.

Upaya penguatan literasi ini dilakukan dengan menggelar Workshop Penguatan Literasi dan Sosialisasi Wakaf Uang Untuk Kemaslahatan Umat di Kantor MUI, Kamis (20/3/2025). Workshop kolaborasi BWI dan Komisi Dakwah MUI ini diikuti 80 dai standarisasi MUI.

Wakil Ketua II BWI KH Ahmad Zubaidi mengatakan, acara tersebut digelar untuk memperkenalkan konsep wakaf kontemporer, khususnya wakaf uang kepada para dai agar mereka dapat menjadi penggerak literasi wakaf di masyarakat. Pesertanya para dai yang sudah lulus sertifikasi dai MUI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Para dai itu sudah menguasai banyak ilmu agama, namun masih banyak hal yang perlu di upgrade lagi, terutama terkait dengan ekonomi syariah termasuk di dalamnya terkait dengan keuangan sosial yang di dalamnya ada zakat, infak, sedekah, wakaf," kata Kiai Zubaidi dalam keterangannya, Kamis (20/3/2025).

Ia menerangkan, Indonesia sedang berusaha untuk membesarkan perwakafan karena potensi wakafnya yang sangat besar. BWI melihat para dai adalah orang yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau jamaahnya. Setiap dai jemaahnya ribuan bahkan mungkin ratusan ribu.

ADVERTISEMENT

Para dai diharapkan bisa meningkatkan literasi masyarakat terkait perwakafan khususnya wakaf uang. Karena kalau wakaf tanah, masyarakat sudah banyak yang paham. Namun, tidak semua masyarakat bisa wakaf tanah karena tidak semuanya memiliki tanah, tapi kalau wakaf uang semuanya bisa.

"Melalui para dai ini, harapan kami adalah soal wakaf uang ini dikenal oleh masyarakat, kemudian tidak sekedar kenal tapi juga berwakaf," ujar Kiai Zubaidi yang juga Ketua Komisi Dakwah MUI.

Nantinya, kata Kiai Zubaidi, para dai tersebut akan menjelaskan kepada masyarakat bagaimana caranya wakaf uang.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua I BWI KH Tatang Astarudin mengatakan, salah satu problem perwakafan di Indonesia adalah literasi. Literasi masyarakat terkait wakaf mungkin masih di angka 50 persen, tapi yang benar-benar paham soal wakaf baru 37 persen.

"Artinya soal literasi wakaf perlu ada penguatan, nanti masyarakat tidak hanya sekadar tahu wakaf tapi juga berwakaf," kata Kiai Tatang.

Maka, ia menegaskan, para dai standarisasi MUI ini menjadi salah satu jawaban untuk mengatasi lemahnya literasi masyarakat soal wakaf khususnya wakaf uang.

Ia menerangkan, ada tiga agenda keumatan yang hari ini menjadi problem umat. Yakni pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Padahal wakaf menjadi salah satu solusi untuk menjawab permasalahan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Kiai Tatang menambahkan, jika dana wakaf terkumpul banyak, bisa untuk wakaf produktif yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Sehingga wakaf menjadi jawaban dari persoalan pengangguran dan kesejahteraan masyarakat.

"Paka para dai ini menjadi ujung tombaknya dalam meyakinkan masyarakat tentang wakaf," ujarnya.

BWI juga menyampaikan estimasi potensi wakaf uang mencapai Rp 181 triliun dari 17 cluster. Tapi yang dikelola baru Rp 3,2 triliun.




(kri/erd)

Hide Ads