Dua Penelitian Terbaru soal Asal Usul Kucing Domestik Mengarah ke Tunisia

ADVERTISEMENT

Dua Penelitian Terbaru soal Asal Usul Kucing Domestik Mengarah ke Tunisia

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 24 Apr 2025 15:00 WIB
Ciri-ciri kucing rabies
Kucing. Foto: Krysten Merriman/Pexels
Jakarta -

Para peneliti yang meneliti asal-usul kucing domestik telah lama beranggapan, kucing kemungkinan besar menyertai petani-petani awal selama zaman Neolitikum, lalu menyebar ke seluruh Eropa bersamaan dengan adopsi pertanian.

Namun, dua penelitian skala besar baru soal permulaan kucing domestik mengungkap sejarah yang lebih kompleks. Keduanya menunjuk Tunisia sebagai kemungkinan asal-usul kucing domestik.

Kedua penelitian itu dipimpin oleh Universitas Roma Tor Vergata bekerja sama dengan 42 lembaga dan satunya lagi dipimpin oleh Universitas Exeter dengan kontributor dari 37 lembaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua penelitian menggabungkan data genetik yang luas dengan bukti arkeologi. Mereka menantang garis waktu kucing domestik Eropa serta mengisyaratkan faktor budaya dan agama yang mungkin sangat penting dalam mendorong domestikasi dan translokasi kucing.

Kapan Kucing Domestik Muncul di Eropa?

Kucing memang telah lama menimbulkan teka-teki bagi para arkeolog. Fitur kerangka mereka dan penanda DNA mitokondria yang umum digunakan dapat tumpang tindih secara signifikan dengan milik teman-teman liar mereka.

ADVERTISEMENT

Peneliti dari tim yang dipimpin Tor Vergata dari University of Rome melakukan analisis paleogenomik terhadap spesimen kucing purba dari 97 situs arkeologi di Eropa dan Anatolia, serta sampel museum dari Italia, Bulgaria, dan Afrika Utara.

Dalam studi mereka dianalisis 70 genom purba dengan cakupan rendah, 17 genom modern dan museum tambahan, dan 37 sisa-sisa kucing yang telah diberi tanggal radiokarbon. Penelitian mereka bertajuk "The dispersal of domestic cats from Northern Africa and their introduction to Europe over the last two millennia," dan diterbitkan pada platform pracetak bioRxiv.

Hasil dari analisis DNA nuklir ini mengungkapkan kucing dengan nenek moyang domestik baru muncul di Eropa sekitar abad ke-1 Masehi dan seterusnya, ribuan tahun lebih lambat dari yang disiratkan oleh narasi tradisional.

Tim Tor Vergata juga mengidentifikasi dua gelombang perkenalan kucing domestik. Gelombang pertama menerangkan kucing liar dari Afrika Barat Laut ke Sardinia pada abad ke-2 SM, sehingga memunculkan populasi kucing liar di pulau tersebut saat ini.

Gelombang berikutnya, selama periode Kekaisaran Romawi, memperkenalkan kucing yang secara genetik mirip dengan garis keturunan kucing domestik modern di seluruh Eropa, menunjuk Tunisia sebagai pusat utama domestikasi awal.

Sementara, studi kolaborasi Universitas Exeter menyajikan garis waktu kehadiran kucing domestik sedikit berbeda. Penelitian tersebut juga dipublikasikan dalam bioRxiv dengan tajuk "Redefining the timing and circumstances of cat domestication, their dispersal trajectories, and the extirpation of European wildcats".

Dengan menganalisis 2.416 tulang felid di 206 situs dan merujuk silang data morfologi dengan temuan genetik, mereka menyimpulkan kucing domestik telah muncul di Eropa pada awal milenium pertama SM, sebelum puncak ekspansi Romawi.

Haplogroup mitokondria yang berbeda ditemukan di Inggris pada abad ke-4 hingga ke-2 SM. Ini menunjukkan adanya singgungan dengan Zaman Besi, dengan gelombang pengenalan kucing domestik berikutnya terjadi selama periode Romawi, Akhir Antik, dan Viking.

Tunisia juga dinilai sebagai titik asal kucing domestik.

Model teori sebelumnya membingkai domestikasi sebagai hubungan komensalisme yang utama, yakni kucing menjadi pengendali hewan pengerat di sekitar populasi manusia dan tempat penyimpanan biji-bijian. Sementara dimensi agama dan budaya muncul sebagai dorongan minat manusia terhadap kucing.

Di Mesir, kucing dipuja bersama dewa-dewi seperti Bastet. Kucing menjadi simbol Artemis dan Diana dalam praktik keagamaan Yunani/Romawi, yang mencerminkan signifikansi Bastet di Mesir.

Mitologi Nordik juga menampilkan kucing yang dikaitkan dengan dewi Freyja, yang menyiratkan kepercayaan spiritual dan ritual membantu mendorong kucing melintasi geografi yang lebih luas.

Dikutip Phys.org, kedua penelitian mendokumentasikan percampuran dan persaingan antara kucing domestik yang datang dan kucing liar asli Eropa. Bukti tersebut menunjukkan penurunan populasi kucing liar yang dimulai pada milenium pertama Masehi, yang mungkin terkait dengan tumpang tindih sumber daya, penyakit, dan hibridisasi.

Meskipun kedua penelitian tersebut punya perberbedaan dalam tanggal kedatangan kucing dan rute penyebaran kucing domestik, mereka memiliki kesimpulan utama yang sama bahwa domestikasi dan penyebaran kucing di Eropa terjadi lebih belakangan dan dalam situasi yang lebih didorong oleh budaya.

Temuan ini menepis anggapan kucing ada di mana-mana di pemukiman Neolitikum dan menggarisbawahi bagaimana ketergantungan sebelumnya pada penanda mitokondria saja, dapat mengaburkan gambaran lengkap domestikasi kucing.

Jika digabungkan, penelitian ini secara signifikan mengubah pemahaman kita tentang kucing.

Alih-alih diam-diam mengikuti petani awal, menyelinap semakin dekat dengan aktivitas dan komunitas manusia, kucing kemungkinan besar pindah ke Eropa dalam beberapa gelombang pasca-domestikasi dari Afrika Utara, didorong oleh praktik budaya manusia, jaringan perdagangan, dan praktik agama.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads