Gus Ipul: Kader NU Jadi Penggerak, Siap Dakwah dengan Inovasi & Cinta Tanah Air

Gus Ipul: Kader NU Jadi Penggerak, Siap Dakwah dengan Inovasi & Cinta Tanah Air

Devi Setya - detikHikmah
Minggu, 27 Apr 2025 21:53 WIB
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Gus Ipul Foto: PBNU
Jakarta -

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf mengingatkan kembali komitmen bagi kader-kader NU untuk menjadi penggerak bangsa. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Apel Kader Penggerak NU dan Halalbihalal yang digelar di Pendopo Tumenggung Bahurekso, Kendal, Minggu (27/4/2025).

Dalam pidatonya, Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul ini mengatakan bahwa kader NU harus menunjukkan sikap kerja nyata untuk umat dan tanah air.

"Kader NU harus menjadi benteng agama sekaligus benteng kebangsaan, berakar pada aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, dan berbuah dalam kerja nyata untuk umat dan tanah air," kata Gus Ipul dalam pidatonya di hadapan 2.200 kader penggerak NU.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara yang dihadiri oleh para kiai, ulama, serta kader penggerak NU ini menegaskan bahwa menjadi kader NU bukanlah sekadar identitas administratif, melainkan sebuah amanah besar untuk menjaga peradaban Islam Nusantara dan membangun Indonesia yang adil, makmur, serta beradab.

Gus Ipul lantas mengutip pesan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari, bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman. KH. Wahab Hasbullah juga menjadi inspirasi dalam penekanan pentingnya gerakan inovatif di tengah perubahan zaman.

ADVERTISEMENT

Gus Ipul juga mengutip KH. Bisri Syansuri yang menegaskan pentingnya menjaga harmoni antara agama dan negara dalam setiap langkah kader NU.

"Seluruh kader NU jangan hanya aktif di masjid, tetapi juga di kampus, pabrik, pasar, kantor pemerintahan, hingga dunia maya. Di era modern ini, kader NU harus menjadi pelopor inovasi, menguasai teknologi, dan memperkuat ekonomi umat, sambil tetap membawa semangat dakwah yang menghidupkan harapan dan persatuan," lanjut Gus Ipul.

Ia juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan bentuk amanah yang harus dijaga.

"Indonesia adalah amanah, bukan hadiah. Menjaganya adalah ibadah, membangunnya adalah jihad. Setiap jengkal tanah air adalah hasil perjuangan para ulama dan pejuang terdahulu," tambah Gus Ipul.

Gus Ipul juga mengutip data survei dan menyampaikan bahwa saat ini warga NU telah mencapai lebih dari 140 juta jiwa. "Orang luar mengira semua warga NU itu kiai, ulama. Itu karena sejak awal NU memang lahir dari kiai-kiai sakti yang memiliki kekuatan luar biasa, baik lahir maupun batin," tandasnya.

Ia menambahkan, di masa awal berdirinya, meski tanpa fasilitas negara, para kiai mampu menggelar muktamar setiap tahun. "Bayangkan, belum ada negara, belum ada menteri, gubernur, bupati, tapi NU bisa muktamar setiap tahun. Ini luar biasa sekali," ujarnya.

Gus Ipul lantas mengajak seluruh kader NU merapatkan barisan, memperkuat niat, serta terus berinovasi dalam berdakwah dengan akhlak mulia.

"Kita harus meneruskan model dakwah para ulama pendahulu kita. Dakwah yang merangkul, bukan memukul. Dakwah kita harus menghidupkan harapan, bukan menebar ketakutan. Dakwah kita menggunakan bahasa cinta, bukan bahasa marah. Dakwah yang mengajak, bukan mengejek. Dakwah yang mempersatukan, bukan memecah belah," tutupnya.




(dvs/erd)

Hide Ads