Idul Fitri: Hati yang Baru

Idul Fitri: Hati yang Baru

Kristina - detikHikmah
Minggu, 30 Mar 2025 17:30 WIB
Jakarta -

Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal menandai berakhirnya Ramadan. Hari raya ini memiliki banyak makna.

Anggota Dewan Pengawas Syariah BTN, H. Muhammad Faiz, Lc, MA, atau yang akrab disapa Gus Faiz, mengatakan para ulama memiliki pandangan yang berbeda dalam memaknai Hari Raya Idul Fitri.

"Kalau melihat makna yang disampaikan oleh para ulama maka Idul Fitri itu bisa dimaknai seputar kembali kepada fitrah dan kesucian, bisa diartikan sebagai hari raya di mana kita boleh makan dan bisa juga kita kaitkan dengan kewajiban membayar zakat fitrah pada Hari Raya Idul Fitri," kata Gus Faiz dalam detikKultum, Minggu (30/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Faiz menjelaskan bahwa Idul Fitri diartikan sebagai fitrah manusia yang suci, yang mampu mengalahkan hawa nafsunya, dan selalu menundukkan hatinya kepada Allah SWT maka Hari Raya Idul Fitri harus diartikan sebagai kemenangan spiritual.

Kumandang takbir Idul Fitri menjadi simbol rasa syukur atas kemenangan selama ibadah Ramadan mengalahkan hawa nafsu yang mendorong pada keburukan. Kata Gus Faiz, makna hari raya bukan memakai pakaian baru, tetapi orang yang ikrar ketaatannya kepada Allah SWT selalu bertambah.

ADVERTISEMENT

"Oleh karena itu, Idul Fitri harus kita artikan sebagai semangat untuk memperbaiki diri dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik, berusaha untuk mencapai kesempurnaan sebagai hamba Allah SWT," jelas Ketua Umum MUI DKI Jakarta itu.

Idul Fitri juga bisa dimaknai sebagai kesetiakawanan sosial. Gus Faiz menjelaskan, makna ini diambil dari pelaksanaan zakat fitrah yang dibayarkan sebelum salat Id. Kepedulian terhadap sesama dalam aspek materi adalah kata kunci kebahagiaan hidup.

Selengkapnya detikKultum bersama Gus Faiz: Idul Fitri: Hati yang Baru tonton DI SINI. Kajian bersama Gus Faiz ini tayang tiap hari selama Ramadan di detikcom pukul 17.30 WIB.

(kri/inf)

Hide Ads