Kerusakan infrastruktur publik di Kota Tasikmalaya kembali menuai kekesalan warga.
Kali ini ratusan warga Kampung Cibatu dan Bengkok, Kelurahan Sukalaksana, Kecamatan Bungursari menggeruduk Kantor Balekota Tasikmalaya, Selasa (29/4/2025).
Mereka menuntut agar Pemkot Tasikmalaya segera melakukan perbaikan jalan yang dibiarkan rusak selama bertahun-tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu warga juga terganggu dengan arus kendaraan truk pasir yang lalu lalang ke kampung mereka.
Aksi demonstrasi yang didominasi oleh kalangan emak-emak ini, diawali dengan melakukan aksi di kampung mereka. Di ruas jalan yang rusak, warga memasang spanduk bernada protes.
Selanjutnya warga beramai-ramai mendatangi Balaikota Tasikmalaya di Jalan Letnan Harun.
Tiba di tempat ngantor Wali Kota Tasikmalaya, rombongan warga sempat tertahan di gerbang. Polisi memblokir akses. Sekitar 1 jam, massa tertahan di gerbang dan mencoba menerobos barikade aparat. Tapi gagal karena demonstran didominasi perempuan sementara yang memblokir gerbang gabungan polisi dan Satpol PP.
Namun pada akhirnya polisi memberi kelonggaran, ketika melihat massa yang didominasi ibu-ibu mulai kelimpungan akibat terik matahari.
Massa diperbolehkan masuk dan berkumpul di area teduh halaman Balaikota. Sementara perwakilan warga masuk ke aula Balaikota untuk audiensi dengan pihak Pemkot.
Hasbi Assidqi, perwakilan warga menegaskan, aspirasi mereka adalah menuntut perbaikan jalan, yang lebih dari 10 tahun tak tersentuh pembangunan. Jalan yang rusak menurut dia lebih dari 5 kilometer.
"Jalan harus segera diperbaiki, tapi bukan ditambal sulam, kami ingin diperbaiki dengan aspal yang tebal, kontruksinya harus bagus, karena di sana beban jalannya berat. Itu sudah belasan tahun tidak diperbaiki," kata Hasbi.
Pihaknya mengaku jengkel, karena hampir setiap tahun aspirasi itu disampaikan pada kegiatan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang), tapi hingga kini tak kunjung direalisasikan.
"Setiap Musrenbang kita sampaikan, tapi nggak tau disampaikan ke Pemkot atau enggak," kata Hasbi.
Hasbi menambahkan, hasil audiensi, Pemkot akan langsung menerjunkan tim untuk memeriksa secara langsung kondisi jalan.
"Jadi sekarang kita bersama tim Pemkot mau langsung menuju ke lokasi, hari ini langsung. Mudah-mudahan saja bisa segera diperbaiki," kata Hasbi.
Asisten Daerah (Asda) III Pemkot Tasikmalaya, Asep Maman Permana yang menerima akai warga tersebut mengatakan alan berusaha secepatnya merealisasikan tuntutan warga.
Selain kerusakan jalan, Asep juga menangkap aspirasi soal arus armada truk pasir yang mengganggu ketentraman warga.
"Permasalahan yang disampaikan oleh masyarakat Bungursari itu ada dua hal, yang pertama arus lalu lintas angkutan truk yang mengganggu masyarakat terutama menimbulkan polusi udara dan kebisingan," kata Asep.
"Kedua ya berkaitan dengan masalah jalan rusak, mungkin diakibatkan sering dilalui truk bermuatan berat," imbuh Asep.
Atas keluhan itu, kata Asep, Pemkot langsung menerjunkan tim teknis untuk memerikaa langsung kondisi di lapangan. Memeriksa kerusakan jalan, memeriksa kendaraan yang diduga over tonase hingga polusi udara.
"Sekarang kita cek, bersama-sama dengan tim teknis dari PUTR, Satpol PP, Donas Lingkungan Hidup dan unsur pemerintahan setempat. Setelah datanya cukup menyeluruh, nanti akan didiskusikan penanganan teknis maupun non teknis. Artinya non teknis sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sana," papar Asep.
Terkait kapan realisasi perbaikan jalan akan dilakukan, Asep tak menjelaskan detail. "Pokoknya kita akan upayakan saja, secepatnya," kata Asep.
Terpisah Anggota DPRD Kota Tasikmalaya, Kepler Sianturi mengaku prihatin dengan fenomena maraknya keluhan warga terkait kerusakan infrastruktur jalan di Kota Tasikmalaya.
Dia berharap Pemkot Tasikmalaya segera mengambil langkah strategis agar kebutuhan dasar masyarakat itu bisa terpenuhi.
"Ini mulai muncul keluhan di berbagai wilayah, tak hanya Bungursari. Banyak titik jalan rusak, termasuk sarana infrastruktur publik lainnya. Ini harus segera ditangani. Infrastruktur publik merupakan kebutuhan dasar yang implikasinya ke berbagai sektor kehidupan," kata Kepler.
Jalan rusak menurut Kepler akan mengganggu kegiatan ekonomi warga, bahkan mengganggu kesehatan.
"Dampaknya mengganggu bidang ekonomi, sosial, bahkan sampai kesehatan. Ibu hamil kalau dibawa melintas jalan rusak bisa keguguran. Debu dari jalan rusak bisa memicu ISPA (infeksi saluran pernapasan)," kata Kepler.
Setelah jalan dibenahi, Kepler juga meminta Pemkot tegas dalam penerapan aturan kelas tonase jalan.
"Jangan sampai truk bermuatan berat masuk jalan perkampungan. Aturan kelas jalan dan pembatasan tonase harus ditegakkan, biar jalan awet, sesuai dengan kapasitasnya," kata Kepler.
(mso/mso)