Peneliti mendapati pola asuh penuh kasih sayang, khususnya dari ibu, pada masa kanak-kanak dapat berdampak jangka panjang pada sifat-sifat kepribadian yang penting, yakni keterbukaan, ketelitian, dan keramahan. Sifat-sifat anak ini dapat berdampak bagi capaian prestasi pendidikan, keberhasilan ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan anak saat dewasa.
Hasil penelitian ini diterbitkan oleh American Psychological Association (APA) dalam jurnal American Psychologist, Kamis (17/4/2025).
Hubungan Sifat Anak dan Kesuksesan Saat Dewasa
Peneliti Jasmin Wertz PhD, penulis utama studi dan profesor psikologi di Universitas Edinburgh menjelaskan ciri-ciri kepribadian merupakan prediktor kuat capaian hidup anak di masa depan, mulai dari kesuksesan akademis, karier, kesehatan, dan kesejahteraannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Temuan kami menunjukkan bahwa menumbuhkan lingkungan pengasuhan yang positif pada anak usia dini dapat memberikan dampak yang kecil namun signifikan dan bertahan lama pada perkembangan ciri-ciri kepribadian yang penting ini," ucap Wertz, dikutip dari laman APA.
Hubungan Kasih Sayang Ibu dan Sifat Kepribadian Anak
Untuk mencari tahu hubungan parenting ibu yang penuh kasih sayang dengan sifat kepribadian anak, tim ilmuwan meneliti data dari 2.232 saudara kembar identik Inggris sejak lahir hingga usia 18 tahun sebagai bagian dari Studi Risiko Lingkungan pada Kembar Longitudinal. Mempelajari saudara kembar identik memungkinkan hasil penelitian tidak terganggu faktor genetik dan lingkungan, karena membandingkan saudara kembar identik yang tumbuh dalam keluarga yang sama.
Selama penelitian, para ilmuwan juga melakukan kunjungan rumah kepada ibu-ibu saudara kembar dan merekam pembicaraan mereka tentang masing-masing anak mereka. Pengamat terlatih kemudian menilai respons ibu-ibu tersebut dalam hal kehangatan dan kasih sayang.
Berdasarkan data tersebut, peneliti coba memprediksi Lima Ciri Kepribadian Besar pada usia 18 tahun. Lima ciri kepribadian besar tersebut dipandang oleh para psikolog kepribadian sebagai lima dimensi dasar kepribadian manusia, yaitu ekstroversi, keramahan, keterbukaan, ketelitian, dan neurotisme atau stabilitas emosional.
Mereka mendapati, anak kembar yang yang ibunya menunjukkan lebih banyak kehangatan terhadap mereka di masa kanak-kanak dinilai lebih terbuka, teliti, dan menyenangkan saat dewasa muda.
Wertz mengatakan, hasil studi menunjukkan bahwa pengasuhan (parenting) yang positif dan penuh kasih sayang dapat memengaruhi sifat-sifat kepribadian utama yang terkait dengan kesuksesan di kemudian hari tersebut. Lebih dari itu, pengaruh positif ini dapat berdampak lintas generasi.
Membangun Kepribadian Anak untuk Masa Depan
Sementara itu, peneliti menggarisbawahi bahwa perubahan kecil dalam kepribadian pun dapat bermanfaat dalam meningkatkan kesadaran diri, yang erat hubungannya dengan kesuksesan pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan.
Di samping itu, peneliti mengatakan faktor genetik dan lingkungan juga berperan penting dalam menumbuhkan sifat kepribadian positif anak.
Peneliti juga mendapati hubungan kasih sayang ibu dan sifat ekstrovert atau neurotisisme (stabilitas emosional) tidak bertahan lama. Faktor yang mungkin lebih berpengaruh di masa dewasa yakni faktor lingkungan atau genetik lainnya, seperti seperti hubungan dengan teman sebaya, pengalaman hidup, dan intervensi di kemudian hari.
"Penelitian ini memberikan bukti berharga tentang potensi program pengasuhan anak untuk memengaruhi aspek-aspek penting perkembangan kepribadian. Namun, penelitian ini juga menyoroti perlunya pemahaman mendalam tentang bagaimana berbagai faktor, termasuk genetika, pengasuhan anak, dan pengalaman hidup, saling berkait untuk membentuk siapa kita,"
Orang Tua Butuh Dukungan
Menurut Wertz, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan praktis penting bagi pembuat kebijakan dan praktisi yang bekerja di bidang pendidikan, kesejahteraan keluarga, dan kesehatan mental. Ia mengatakan, intervensi yang dirancang untuk meningkatkan pola asuh penuh kasih sayang dapat mendukung capaian pendidikan, kesehatan mental, dan kesejahteraan sosial anak-anak.
Ia mencontohkan, orang tua yang menghadapi masalah kesehatan mental perlu diberi akses perawatan. Orang tua juga perlu dibantu dari sisi keuangan keluarga lewat kebijakan-kebijakan yang dibuat.
"Ada banyak cara yang terbukti untuk mendukung orang tua, seperti kebijakan yang meningkatkan situasi keuangan keluarga; akses ke perawatan bagi orang tua yang berjuang dengan masalah kesehatan mental seperti depresi; dan program pengasuhan anak yang membantu orang tua membangun hubungan yang lebih kuat dengan anak-anak mereka," katanya.
Ia menambahkan, model pelatihan bagi orang tua juga dapat dikembangkan ke depannya agar dapat mengatasi ketimpangan dalam pengembangan kepribadian anak-anak.
"Dengan target praktik pengasuhan yang mendorong sifat-sifat positif di masa kanak-kanak, mungkin saja langkah ini dapat mengurangi kesenjangan pencapaian hidup yang berkaitan dengan faktor latar belakang sosial ekonomi, dinamika keluarga, dan faktor lingkungan lainnya," kata Wertz.
(twu/nwy)