Keajaiban Al-Qur'an (33)

Misteri Big Bang

Keajaiban Al-Qur'an (33)

Nasaruddin Umar - detikHikmah
Rabu, 02 Apr 2025 05:00 WIB
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan hasil sidang isbat di Kantor Kemenag, Jakarta, Sabtu (29/3/2025).
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Kita sangat beruntung pernah memiliki Prof. Dr. Achmad Baiquni, seorang ahli Fisika Atom, kelahiran Solo 31 Agustus 1923, yang menyelesaikan PhD di Chicago Universitiy AS. Ia dikenal selain sebagai ilmuan Fisika Atom juga menguasai ayat-ayat Al-Qur'an. Ia sangat disegani sebagai ilmuan murni yang mampu menyinkronkan sains dan Al-Qur'an. Prestasi internasionalnya banyak sekali.

Mungkin belum muncul seorang tokoh sekaliber beliau yang mampu menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an dengan perspektif sains dan sekaligus mampu menjelaskan sains dalam perspektif Al-Qur'an. Sebagai mantan mahasiswanya, penulis memahami betul beliau sangat menguasai ayat-ayat kealaman (kauniyah).

Baca juga: Misteri Air (2)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam menjelaskan peristiwa Big Bang di dalam Al-Qur'an, Prof Baiquni terlebih dahulu "merefisi" makna beberapa makna kata kunci yang selama ini telah dimapankan oleh para ulama. Misalnya, kata al-sam' selama ini diartikan langit, dengan gambaran sebuah atap raksasa di atas bumi, diganti dengan ruang0alam di alam semesta tempat planet lain bergerak. Kata al-yaum selama ini diartikan dengan hari, diganti dengan periode atau fase.

Kata al-dukhan selama ini diartikan dengan asap, diganti dengan sesuatu yang bersifat seperti embun. Kata al-ma' seperti dalam Q.S. Hud/11:7, selama ini diartikan dengan air diganti dengan fkuida atau zat cair yang sangat panas. Kata al-'arsy selama ini diartikan singgasana diganti dengan kekuasaan. Kata al-rawasy selama ini diartikan dengan gunung-gunung di bumi diganti dengan sesuatu yang sangat kokoh dan kuat yang tak bisa tergoncang.

ADVERTISEMENT


Prof. Baiquni menghubungkan peristiwa Big Bang dengan beberapa ayat sebagai berikut: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Q.S. al-Anbiya'/21:30). Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. (Q.S. al-Dzariyat/51:47).


Menurut Prof Baiquni, alam semesta tercipta sekitar 12 milyar tahun silam. Ketika itu ruang alam (al-sama') dan materi alam (al-arsh) masih merupakan sesuatu yang terpadu dalam satu titik (singularity) dengsn vulume materi yang sedemikian padat. Saat terjadi singularitas fisis dengan keadaan ekstrem kemudian terjadipemisahan dalam satu dentuman besar (big bang) yang melemparkan materi ke seluruh penjuru ruang alam (al-sama') (Q.S. al-Anbiya'/21:30), kemudian berkembang dengan sangat cepat membentuk planet dan bintang-bintang.

Planet dan bintang-bintang ini mengalami pengembangan dan perluasan (expanding universe), yang dalam bahasa Al-Qur'an disebut lamusi'un (Q.S. al-Dzariyat/51:47).

Peristiwa Big Bang memancarkan tidak kurang 100 milyar galaksi dan setiap galaksi berisi tidak kurang 100 milyar planet dan bintang. Mereka inilah yang disebut dengan langit (al-smawat).

Baca juga: Misteri Air (1)

Pelontaran materi yang sedemikian banyak kemudian membentuk system keteraturan (teleology) tidak mungkin tanpa keterlibatan Sang maha Kuasa. Peristiwa ini dijelaskan dalam ayat: Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam". (Q.S. Fushilat/41: 9).


Setelah Big Bang dan dengan segala akibat penyebaran materinya, maka terjadilah pendinginan yang amat cepat (sekitar 10 detik). Pendinginan ini menyebabkan energy berangsur berubah menjadi materi, yang kemudian menjadi alam semesta. Kedua masa inilah disebut disebut ayat di atas dengan dua periode (yaumain).


Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Fushilat/41:11).

Prof. Nasaruddin Umar

Menteri Agama Republik Indonesia

Imam Besar Masjid Istiqlal

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(lus/lus)

Hide Ads