Dosen sekaligus Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono berhasil membuat inovasi di dunia kecantikan. Dia mengembangkan buah melon jadi bahan baku parfum dan kosmetik.
Budi mengembangkan kultivar melon baru yang dapat digunakan untuk bahan parfum dengan aroma khas. Gama Melon Parfum ini diharapkan mampu menjadi opsi parfum yang memanfaatkan bahan baku lokal.
Persilangan yang dirancang Budi mampu menghasilkan karakter kulit buah melon yang berukuran kecil, pahit, tetapi memiliki aroma khas yang kuat. Aroma khas ini yang diekstraksi dan diolah menjadi produk Gama Melon Parfum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gama Melon Parfum ini memiliki karakter genetik yang unik. Dia punya kandungan kukurbitasin serta berbagai metabolik sekunder yang berpotensi untuk industri kosmetik," kata Budi dalam laman resmi UGM seperti dikutip detikJogja, Kamis (19/12/2024).
Satu tanaman Gama Melon Parfum mampu menghasilkan 4-10 buah dengan berat 50 gram sampai empat ons. Rata-rata masa panen melon ini tergolong cepat, yakni sekitar 55-58 hari.
Adanya inovasi ini tidak hanya memberikan solusi untuk mendongkrak produk kosmetik lokal, tetapi juga membuat produk yang lebih ramah lingkungan.
"Saat ini, Tim Gama Melon telah memiliki dua produk yang dihasilkan dari buah Gama Melon Parfum, yaitu shampo dan sabun," lanjutnya.
Keberadaan Gama Melon Parfum dapat menjadi opsi bila masyarakat ingin menggunakan parfum yang dikembangkan dengan memanfaatkan hasil produksi buah lokal.
"Kami juga sedang melakukan penelitian antikanker dan antidiabetes mellitus untuk Gama Melon Parfum ini. Karakter unik ini harus terus dikembangkan," ujar Budi.
Dengan penelitiannya tersebut, Budi menyabet penghargaan sebagai pionir akademisi melalui Anugerah Academic Leader 2024 di Bidang Sains pada Jumat (13/12) di Graha Diktisaintek, Jakarta. Penghargaan ini berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Budi berharap penghargaan yang diterimanya ini dapat menginspirasi rekan-rekan dosen dan mahasiswa untuk terus berkarya.
"Tugas kami sebagai akademisi adalah mengungkap apa saja potensi yang dimiliki oleh keanekaragaman Indonesia. Semoga penghargaan ini menjadi titik balik kesadaran kita untuk terus berkarya untuk bangsa dan negara," pungkasnya.
(apu/afn)
Komentar Terbanyak
Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis Sejumlah Sekolah di Jogja Berhenti
Klarifikasi Bibit Terlapor Kasus Mafia Tanah Mbah Tupon Bantul
Jokowi Bakal Laporkan 4 Orang Terkait Tudingan Ijazah Palsu, Siapa Saja?