Wanita istihadhah dikatakan berbeda dengan mereka yang mengalami haid atau nifas. Sejatinya, istihadhah adalah kondisi yang disebabkan gangguan atau penyakit.
Menurut kitab Fiqih An-Nisa' fii Dhaw' Al-Madzahib Al-Arba'at wa Al-Ijtihat Al-Fiqhiyah Al-Ma'ashirat oleh Utsman Al Khasyt terjemahan Abu Nafis Ibnu Abdurrohim, istihadhah merupakan darah yang keluar dari kemaluan wanita dengan waktu yang relatif lama dan melebihi kebiasaan lamanya haid.
Ketentuan Beribadah bagi Wanita Istihadhah
Muhammad Syukron Maksum dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah menjelaskan bahwa wanita istihadhah disamakan dengan wanita yang suci. Artinya, mereka tetap wajib beribadah seperti puasa dan salat karena hukumnya berbeda dengan wanita haid atau nifas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, ketika mereka hendak bewudhu maka diwajibkan untuk mencuci bekas darah dari kemaluannya dan menahan darahnya dengan kain atau pembalut. Nabi Muhammad SAW pernah berkata kepada Hamnah RA,
"Aku beritahukan kepadamu (untuk menggunakan) kapas karena dia mampu menyerap darah." Hamnah RA berkata, "Darahnya lebih banyak dari itu." Beliau menjawab, "Gunakan kain." Hamnah berkata lagi, "Darahnya lebih banyak dari itu." Nabi SAW kembali menjawab, "Gunakan penahan."
Wanita Istihadhah Disamakan dengan Terkena Hadats Kecil
Mengutip dari buku Doa dan Amalan Istimewa ketika Datang Bulan susunan Himatu Mardiah Rosana, hukum hadats darah istihadhah disamakan dengan hadats kecil. Sebab, mereka hanya perlu mencuci dan membersihkan kemaluannya sebelum berwudhu.
Wanita Istihadhah Tidak Dilarang Salat dan Puasa
Masih dari sumber yang sama, wanita istihadhah tidak dikenai larangan salat dan puasa seperti wanita haid atau nifas. Dengan begitu, wanita istihadhah tetap haus menunaikan salat lima waktu, puasa Ramadan, boleh tawaf dan sa'i, menyentuh Al-Qur'an, masuk masjid dan semacamnya.
Tata Cara Salat untuk Wanita Istihadhah
Menurut buku Fikih Interaktif yang disusun Agus Yusron, tata cara salat untuk wanita istihadhah adalah sebagai berikut:
- Bersihkan daerah kemaluan terlebih dahulu ketika akan wudhu
- Tutup daerah kemaluan dengan kain, kapas atau benda yang dapat mencegah darah menetes keluar
- Berwudhu seperti akan salat
- Bergegas lakukan salat lima waktu
(aeb/lus)
Komentar Terbanyak
Kisah Wafatnya Nabi Sulaiman AS: Bukti Jin Tidak Mengetahui Hal Ghaib
Makanan Mengandung Babi Bersertifikat Halal Ditarik dari Peredaran
Makanan Mengandung Babi 'Berlabel Halal', BPJPH: Kami Selidiki dan Beri Sanksi