Setelah melalui bulan suci Ramadan, kini umat Islam telah memasuki bulan Syawal. Di bulan Syawal ini ada berbagai amalan yang bisa dikerjakan, seperti berpuasa sunnah Syawal. Di samping itu, terdapat pula peristiwa-peristiwa penting di bulan Syawal yang bisa direnungkan, seperti perang Uhud.
Berikut ini contoh khutbah Jumat bulan Syawal dengan tema belajar dari peristiwa besar umat Islam di Bulan Syawal yang disusun oleh Syaufan Azizi, Pengajar dan Pembimbing Organisasi Santri Pondok Pesantren Nurul Jadid Duripoku. Dilengkapi juga dengan link PDF yang dapat diunduh.
Contoh Khutbah Jumat Bulan Syawal
Tema: Belajar dari Peristiwa Besar Umat Islam di Bulan Syawal
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan Syawal bisa dianggap sebagai awal baru bagi kehidupan kita setelah dosa-dosa diampuni. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui keutamaan dan pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa besar bulan Syawal bagi umat Muslim' agar kita dapat menjadikan hari-hari di awal bulan ini sebagai langkah menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan.
KHUTBAH I
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيقِهِ تَتَحَقَّقُ
الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ لَانَيَ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلَّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْمُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِينَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الحَاضِرُونَ أُوصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ
التَّقْوَى
Hadirin jemaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita bersama-sama bersyukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kita semua untuk bisa berkumpul di tempat yang mulia ini, guna melaksanakan ibadah Sholat Jumat, kewajiban kita sebagai umat Muslim.
Marilah kita selalu menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga setiap amal ibadah yang kita lakukan senantiasa diterima dan menjadi jalan bagi kita untuk memperoleh ridho-Nya.
Tak lupa, mari kita panjatkan sholawat dan salam kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menunjukkan teladan hidup yang sempurna bagi umat manusia.
Semoga khutbah ini menjadi momen untuk kita introspeksi diri dan memperbaiki kualitas iman dan takwa kita.
Sebagaimana firman Allah dalam Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 13 yang berbunyi,
نَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
Ma'asyirol muslimin rahimakumullah,
Pada hari Jumat yang berbahagia ini, kita masih berada pada suasana lebaran, satu bulan penuh melaksanakan puasa Ramadhan yang penuh dengan keutamaan-keutamaan yang Allah siapkan di dalamnya, kini kita berada pada bulan Syawal yang merupakan bulan kesepuluh dalam penanggalan kalender Hijriyah. Kehadiran bulan ini selalu dinanti umat Islam di seluruh dunia. Penetapan awal bulan ini menjadi perhatian kaum Muslimin, karena pada 1 Syawal, umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Fitri - hari kemenangan -- setelah menunaikan ibadah shaum selama sebulan penuh pada Ramadhan.
ecara etimologi, Syawal berasal dari kata 'Syala' yang berarti naik atau meningkat (irtafa'a). Pada bulan ini, posisi dan derajat umat Muslim semakin tinggi di hadapan Allah SWT, karena telah menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Pada bulan ini pula, umat Muslim secara moral dan spiritual harus mampu mempertahankan dan meningkatkan keimanannya. setelah menempuh ujian selama satu bulan, umat muslim diharapkan bisa mempertahankan nilai-nilai amaliyah yang telah dilakukan pada Ramadhan hingga datang Ramadhan selanjutnya.
Ma'asyirol muslimin rahimakumullah,
Syawal bermakna sebagai bulan peningkatan ibadah dan amal saleh. Karena bulan Syawal ini menjadi hari-hari baru bagi umat Islam setelah disucikan, difitrahkan oleh Allah swt. sehingga amal-amal ibadah selama bulan puasa kemarin dijadikan kebiasaan agar kesucian itu sentiasa terjaga bahkan meningkat menjadi amal yang dicintai sehingga mahabbah Allah selalu tercurahkan dalam hidup.
Sholat tarawih yang dikerjakan secara berjamaah menjadi sumbu semangat dalam melaksanakan sholat lima waktu dengan berjamaah, lantunan Qur'an selama Ramadhan menumbuhkan kebiasaan membaca Qur'an bagi keluarga dan puasa satu bulan itu menjadi motivasi untuk melaksanakan puasa-puasa sunnah sehingga akan terasa perubahan hidup yang lebih nyaman, ringan berkat ibadah yang senantiasa mendatangkan keberkahan dan pertolongan Allah swt.
Seperti halnya bulan-bulan lain pada kalender Hijriyah, Syawal memiliki keistimewaan tersendiri. sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim dari Abi Ayyub al-Anshari, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَن صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتَّا مِن شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيامِ الدَّهْرِ
Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan Syawal,maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR Muslim: 1164)
Sebagian ulama berpendapat boleh dikerjakan 6 hari di awal bulan dan ada juga pendapat yang membolehkan untuk dikerjakan 6 hari di akhir bulan Syawal. Yang pada intinya jika keberkahan hidup yang kita harapkan sebagaimana keberkahan saat puasa pada bulan Ramadhan, maka keberkahan itu bisa kita raih dengan berpuasa sunnah di luar bulan puasa dan beramal seperti amal ibadah pada bulan Ramadhan.
Ma'asyirol muslimin rahimakumullah,
Pada bulan Syawal ini pula tertoreh sejarah penting dalam kehidupan Rasulullah SAW serta peradaban Islam. Menurut Ibnu Mandhur dalam Lisan al-Arab, Nabi Muhammad SAW mempersunting Siti Aisyah RA, putri Abu Bakar RA, pada bulan Syawal. Keduanya juga memulai hidup bersama pada bulan Syawal.
Pada bulan ini juga, lahir seorang ahli hadis terkenal, Muhammad al-Bukhari. atau yang masyhur disebut Imam Bukhari, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah.
Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, Imam al-Bukhari berhasil menuliskan sebanyak 9.082 hadis dalam karya monumentalnya bertajuk al-Jami'al-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.
Sejarah peradaban Islam juga mencatat pada 17 Syawal, umat Muslim di zaman Rasulullah SAW mengalami kekalahan dalam Perang Uhud. Pada pertempuran itu, umat Islam mendapatkan pelajaran penting, dari kelalaian umat muslim pada waktu itu.
Allah berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 165,
اَوَلَمَّآ اَصَابَتْكُمْ مُّصِيْبَةٌ قَدْ اَصَبْتُمْ مِّثْلَيْهَاۙ قُلْتُمْ اَنّٰى هٰذَاۗ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اَنْفُسِكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
a wa lammâ ashâbatkum mushîbatung qad ashabtum mitslaihâ qultum annâ hâdzâ, qul huwa min 'indi anfusikum, innallâha 'alâ kulli syai'ing qadîr
Apakah ketika kamu ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud), padahal kamu telah memperoleh (kenikmatan) dua kali lipatnya (pada Perang Badar), kamu berkata, "Dari mana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah, "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri." Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Dari kekalahan perang badar itu kita belajar, sesungguhnya jika puasa kita atau Ramadhan kita merasa belum sempurna, ibadah-ibadah kita masih terasa kurang, sikap dan perilaku belum berubah lebih baik dari sebelumnya, maka sungguh itu atas kelalaian kita sendiri. Oleh karena itu kita jadikan semua itu pelajaran, kita jadikan batu loncatan untuk lebih baik dan terus memperbaiki habluminallah hubungan kita dengan Allah swt, dengan cara berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Dan kita perbaiki hablumminannas kita yaitu hubungan antar sesama manusia dengan menyambung silaturrahmi, membangun komunikasi yang baik, bersikap yang baik, minta maaf dan memaafkan satu sama lain sebelum kita terlambat dipisahkan oleh maut.
Ma'asyirol muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah kali ini, semoga memberikan manfaat dan dapat menyentuh hati kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta memperbaiki sikap dan hubungan kita dengan sesama makhluk. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk melaksanakan semua itu, menganugerahkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat, serta mengumpulkan kita di surga bersama Rasulullah SAW dan orang-orang yang kita cintai.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةٍ وَذِكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيْمُ، وَأَقُولُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُورُ الرَّحِيمِ
KHUTBAH II
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِى إِلى رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا أَمَّا بَعْدُ
فَيا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ فِيمَا أَمَرَ وَانْتَهُوا عَمَّا كَفَى وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأُ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى مَلَا ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّي يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَاتِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلائِكَةِ المُقَرَّبِينَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَانٍ وَعَلِي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِي التَّابِعِينَ لهُم بِإِحْسَانٍ الْيَوْمِ الدِّينِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ الهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالمؤمِنَاتِ وَالمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءُ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِرُ الإِسْلامَ وَالمُسْلِمِينَ وَأَذِلَّ الشرك والمشركينَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المَوَسِجِدِيَّةَ وَانْصُرْ نَصَرَ الدِّين
اللهم أَعِرُ الإِسْلامَ وَالمُسْلِمِينَ وَأَذِلَّ الشّرْكَ وَالمُشْرِكِينَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمَوَحِدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّينَ وَاحْذُلْ مَنْ حَذَلَ المُسْلِمِينَ وَ دَمِرٌ أَعْدَاءَ الدِّينِ وَاعْلَ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّينِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البَلَاءَ وَالوَبَاءِ وَالزَّلازِلَ وَالحَنَ وَسُوءَ الْفِتْنَةِ وَالحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِبْسِيَّا خَاصَّةً وَسَائِرِ البُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً يَا رَبَّ العَالَمِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةٌ . وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاإِن لَم تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الخَاسِرِينَ.
عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبيَ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَاذْكُرُوا الله العَظِيمَ يَذْكُرُكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَرِدُكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
Link pdf Khutbah Jumat Bulan Syawal - Belajar dari Peristiwa Besar Umat Islam di Bulan Syawal
(inf/lus)
Komentar Terbanyak
Kisah Wafatnya Nabi Sulaiman AS: Bukti Jin Tidak Mengetahui Hal Ghaib
Makanan Mengandung Babi Bersertifikat Halal Ditarik dari Peredaran
Makanan Mengandung Babi 'Berlabel Halal', BPJPH: Kami Selidiki dan Beri Sanksi