Kisah Teladan Abdurrahman bin Auf dalam Berjihad untuk Islam

Kisah Teladan Abdurrahman bin Auf dalam Berjihad untuk Islam

Hanif Hawari - detikHikmah
Rabu, 09 Apr 2025 05:00 WIB
Symbol of the Shia Muslim religion with an Ayatollah who prays and preaches in front of his followers by stretching a finger upwards.
Ilustrasi Abdurrahman bin Auf (Foto: Getty Images/iStockphoto/Pict Rider)
Jakarta -

Abdurrahman bin Auf RA merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal karena kedermawanannya dan dijamin masuk surga. Kekayaan melimpah yang dimilikinya tidak membuatnya lalai, justru ia menginfakkannya di jalan Allah SWT untuk kepentingan umat Islam.

Selain dikenal sebagai saudagar yang dermawan, Abdurrahman bin Auf RA juga memiliki peran penting dalam dakwah dan jihad di jalan Allah SWT. Ia turut serta dalam berbagai peperangan bersama Rasulullah SAW, membela Islam dengan harta dan jiwanya demi tegaknya agama yang mulia ini.

Keteladanan Abdurrahman bin Auf

Dalam buku Pendidikan Agama Islam karya Abdul Wadud, disebutkan bahwa Abdurrahman bin Auf RA adalah seorang konglomerat di masanya yang dikenal dengan kedermawanannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam salah satu kisah yang dikutip dari buku 100 Kisah Fantastis dari Al-Qur'an dan Hadis karya Walidah Ariyan, Abdurrahman bin Auf RA merupakan salah satu sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Saat hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW mempersaudarakannya dengan Sa'ad bin Ar Rabi', yang ingin memberinya kebun sebagai bantuan.

Namun, Abdurrahman bin Auf RA dengan sopan menolak tawaran tersebut dan hanya meminta Sa'ad untuk mengantarkannya ke pasar. Sa'ad pun membawanya ke Pasar Qainuqa, tempat di mana Abdurrahman mulai merintis usaha dagangnya dengan penuh ketekunan.

ADVERTISEMENT

Seiring waktu, keberhasilannya dalam berdagang membuahkan hasil yang luar biasa, dan ia memperoleh keuntungan yang halal. Ketika Perang Tabuk terjadi, ia menunjukkan kedermawanannya dengan menyumbangkan 4.000 dinar, setara dengan 1,7 kilogram emas, sehingga Rasulullah SAW mendoakan keberkahan atas harta yang ia miliki.

Dikisahkan dalam buku Merangkai Hikmah di Balik Kisah karya Ummu Fayyadh, setelah Perang Tabuk, banyak kurma di Madinah membusuk karena ditinggalkan oleh para sahabat yang berperang. Melihat hal tersebut, Abdurrahman bin Auf RA menggunakan seluruh hartanya untuk membeli kurma busuk itu dengan harga yang tinggi agar para sahabat tetap mendapat keuntungan.

Para sahabat merasa bahagia karena kurma mereka masih laku terjual, sementara Abdurrahman bin Auf RA merasa lega telah menghabiskan hartanya demi mengharap ridha Allah SWT. Namun, rahmat Allah begitu luas, karena setelah itu datang utusan dari Negeri Yaman yang mencari kurma busuk sebagai obat untuk wabah yang sedang melanda, dan mereka bersedia membelinya dengan harga sepuluh kali lipat dari harga biasa.

Saat Abdurrahman bin Auf RA pulang dari Syam, Rasulullah SAW berdoa agar sahabatnya itu dimasukkan ke surga. Tak lama kemudian, Jibril turun membawa wahyu dari Allah SWT, menyampaikan salam-Nya serta kabar gembira bahwa Abdurrahman bin Auf RA telah dijamin masuk surga.

Sebagai umat Islam, kita dapat meneladani Abdurrahman bin Auf RA dalam kedermawanannya dengan senantiasa berbagi rezeki kepada sesama tanpa rasa pamrih. Selain itu, kebaikan hatinya dalam membantu orang lain mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik dan menggunakan harta di jalan Allah SWT.

Jihad di Jalan Islam

Mengacu pada buku 10 Sahabat Rasul Penghuni Surga karya Ariany Syurfah, Abdurrahman bin Auf RA dikenal sebagai seorang pedagang yang sangat sukses dan kaya raya. Meskipun memiliki harta berlimpah, ia senantiasa memanfaatkannya untuk kepentingan dakwah.

Ketika berhijrah ke Madinah, Abdurrahman bin Auf RA sempat kehilangan seluruh hartanya akibat dirampas. Namun, ia tidak putus asa dan dengan penuh kesabaran, ia memulai kembali usahanya dengan modal yang ada, berjualan keju serta minyak samin. Berkat pertolongan Allah SWT, ia berhasil bangkit dan kembali menjadi saudagar yang sukses serta berlimpah harta.

Dalam perang melawan kaum Nasrani, Abdurrahman bin Auf RA mendapat tugas dari Rasulullah SAW untuk memimpin 700 pasukan menuju Daumatul Jandal. Setibanya di sana, ia dengan penuh kesabaran berdakwah kepada penduduk setempat, mengajak mereka untuk memeluk Islam.

Pada hari keempat, bani Kalb akhirnya menerima Islam setelah rajanya, Al-Ashbagh bin Amrin al-Kulayyi, memeluk agama tersebut. Sesuai wasiat Rasulullah SAW, Abdurrahman bin Auf RA pun menikahi putri raja bani Kalb, Tumadlir binti Ashbagh.

Sementara itu, dalam Perang Uhud, Abdurrahman bin Auf RA berjuang dengan segenap kekuatan demi menjaga kehormatan Islam. Bersama para sahabat lainnya, ia menggunakan tubuhnya sebagai perisai untuk melindungi Rasulullah SAW dari serangan musuh.

Dalam upayanya melindungi Rasulullah SAW, Abdurrahman bin Auf RA terkena serangan pedang dari musuh. Akibatnya, ia mengalami cacat pada kakinya sehingga berjalan sedikit pincang, serta memiliki sekitar 21 bekas luka di tubuhnya.

Terakhir, jihad Abdurrahman bin Auf RA dalam Perang Tabuk menunjukkan dedikasinya yang luar biasa. Ia mengajak kaum muslimin untuk berjuang dengan penuh pengorbanan, baik dalam bentuk jiwa maupun harta demi kemenangan Islam.

Sebagai salah satu sahabat yang paling dermawan, Abdurrahman bin Auf RA menjadi pelopor dalam menyumbangkan hartanya. Ia menyerahkan separuh kekayaannya, yaitu 4000 dinar, kepada Rasulullah SAW sebagai bantuan untuk keperluan perang.

Selain itu, dalam suatu kesempatan, Abdurrahman bin Auf RA dipercaya untuk menjadi imam salat. Hal ini terjadi karena Rasulullah SAW masih mencari air wudhu dan belum bergabung dengan jamaah, sehingga para sahabat mempersilakan Abdurrahman bin Auf RA untuk memimpin salat Subuh.

Wallahu a'lam.




(hnh/inf)

Hide Ads