Keajaiban Allah SWT datang tak disangka-sangka. Salah seorang murid Imam Syafi'i yang bernama Rabi' bin Sulaiman al-Muradi batal berangkat haji, tetapi jemaah lain melihatnya menunaikan seluruh rangkaian haji di Tanah Suci.
Kisah perjalanan haji Rabi' bin Sulaiman ini diceritakan dalam Rushfat as-Shawi dan dikisahkan Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam buku 198 Kisah Haji Wali-Wali Allah.
Diceritakan, Rabi' bin Sulaiman berangkat haji bersama saudara laki-lakinya dan kafilah haji lainnya. Setibanya di Kufah, ia mampir ke pasar untuk membeli sejumlah keperluan perjalanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat menyusuri jalan yang sepi, Rabi' bin Sulaiman melihat seorang wanita sangat miskin memotong-motong daging bangkai keledai. Dengan tergesa-gesa, wanita itu memasukkan daging tersebut ke kantongnya dan membawanya pergi.
Rabi' bin Sulaiman yang tampak janggal melihatnya lantas mengikuti wanita itu. Ia melihat dari kejauhan, wanita tersebut masuk rumah dan memberikan daging tersebut kepada empat gadis. Kemudian, terdengar tangisan dari rumah tersebut.
Perhatian Rabi' bin Sulaiman tertuju pada rumah itu. Ia menyaksikan wanita-wanita itu tampak sangat kelaparan. Rabi' mencoba mendekat agar bisa mendengar lebih jauh percakapan mereka.
"Ambillah daging ini dan masaklah untuk makan kalian. Bersyukurlah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahakuasa di atas segala-galanya, dan Dia berkuasa membolak-balikkan hati manusia," kata wanita itu kepada para gadis.
Gadis-gadis itu terlihat bergegas memasaknya dan mulai menyantapnya. Melihat hal itu, Rabi' bin Sulaiman terpaksa berteriak, "Wahai hamba-hamba Allah, demi Allah, jangan kalian makan daging itu!"
Wanita itu terkejut dan menanyakan siapa dan apa maksud kedatangan Rabi' padanya. Singkat cerita, Rabi' bin Sulaiman menjelaskan maksudnya dan mengatakan bahwa Islam melarang makan bangkai.
Wanita itu lantas menjawab bahwa mereka keturunan Rasulullah SAW. Almarhum ayah gadis-gadis itu adalah seorang sayid yang mulia. Harta mereka habis dan sudah empat hari mereka tidak makan. Hanya daging bangkai itu yang mereka dapatkan, sehingga terpaksa memakannya.
Mendengar cerita itu, Rabi' bin Sulaiman sedih bukan kepalang. Ia menangis, bergegas meninggalkan mereka dan menemui saudaranya yang akan pergi haji.
Kepada saudaranya, Rabi' bin Sulaiman memutuskan membatalkan ibadah hajinya tanpa memberi tahu apa alasannya. Setelah itu, dia membelanjakan harta perbekalannya, termasuk 600 dirham uangnya untuk wanita tadi.
Wanita yang ternyata adalah ibu dari empat gadis itu kemudian memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT dan masing-masing mendoakan Rabi' bin Sulaiman.
"Wahai, Ibnu Sulaiman, semoga Allah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang. Semoga Allah memberimu pahala haji dan surga yang tinggi. Semoga Allah memberimu ganti yang lebih baik daripada yang engkau berikan kepada kami, dan engkau kelak akan mengetahuinya," kata ibu mereka.
"Semoga Allah memberimu pahala berkali lipat dan mengampuni dosa-dosamu," kata gadis pertama.
"Semoga Allah memberimu balasan yang lebih banyak daripada yang telah engkau berikan kepada kami," kata gadis kedua.
"Semoga Allah membangkitkanmu pada hari kiamat bersama kakekku, Rasulullah SAW," kata gadis ketiga.
"Ya Allah, orang yang memberi kami, maka berilah dia sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya, dan ampunilah dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang," doa gadis keempat.
Setelah itu, Rabi' bin Sulaiman memutuskan tinggal di Kufah, menunggu saudara dan kafilah pulang dari haji. Begitu rombongan haji tiba lagi di Kufah, Rabi' bin Sulaiman menyambut mereka dengan berkata, "Semoga Allah menerima hajimu dan memberimu pahala atas semua yang telah engkau belanjakan di sana."
Mendengar perkataan Rabi' bin Sulaiman, para kafilah haji terkejut dan bilang aneh. Mereka mengatakan Rabi' bin Sulaiman ikut menunaikan haji, bersama mereka di Arafah, Muzdalifah, dan Mina menyelesaikan seluruh rangkaiannya.
Salah seorang dari mereka juga memberikan tas berisi uang milik Rabi' bin Sulaiman. "Wahai saudaraku, mengapa engkau mengingkarinya? Apakah artinya semua ini? Bukankah engkau bersama-sama kami di Makkah dan Madinah! Bahkan ketika di Madinah, ketika kita keluar dari Bab Jibril, engkau menitipkan tas ini kepadaku karena orang berdesak-desakan di sekitar kita. Nah, sekarang ambillah tas uangmu ini," kata mereka.
Tas tersebut tertulis, "Siapa yang bermuamalah dengan Kami akan beruntung."
Rabi' bin Sulaiman pun bingung sendiri mendengar kesaksian dari saudara-saudara dan rombongan haji itu. Ia terpaksa menerima tas itu.
Saat sibuk memikirkan keganjilan itu, Rabi' bin Sulaiman tertidur dan bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Dalam mimpi itu, Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai Rabi', berapa orang saksi lagi yang engkau kehendaki, sehingga engkau percaya bahwa engkau telah menunaikan haji? Namun, engkau belum mempercayainya. Dengarkanlah, dengan kebaikan hatimu, engkau telah membatalkan hajimu, dan sebaliknya biaya hajimu telah engkau berikan kepada wanita dari keturunanku. Maka ketika engkau memberikan perbekalanmu kepada mereka, aku berdoa kepada Allah agar menganugerahkan bagimu pahala yang lebih baik dan lebih menguntungkan sebagai gantinya. Kemudian Allah telah mengutus seorang malaikat yang menyerupaimu dan memerintahkannya agar berhaji untukmu setiap tahun, bahkan untuk selama-lamanya di dunia ini. Allah telah memberikan 600 uang mas sebagai ganti 600 dirham yang telah engkau belanjakan. Siapa yang bermuamalah dengan Kami, pasti akan beruntung."
Begitu terbangun, Rabi' bin Sulaiman membuka tas tersebut dan ternyata berisi 600 uang emas, persis seperti yang dikatakan Rasulullah SAW dalam mimpinya. Wallahu a'lam.
(kri/lus)
Komentar Terbanyak
Kisah Wafatnya Nabi Sulaiman AS: Bukti Jin Tidak Mengetahui Hal Ghaib
Makanan Mengandung Babi Bersertifikat Halal Ditarik dari Peredaran
Makanan Mengandung Babi 'Berlabel Halal', BPJPH: Kami Selidiki dan Beri Sanksi