Kedatangan Ramadan menjadi waktu yang dinantikan setiap tahunnya. Banyak orang berlomba-lomba mencari keberkahan pada bulan penuh kemuliaan itu. Ketika Ramadan pergi, seluruh makhluk Allah SWT berduka.
Kepergian Ramadan meninggalkan duka bagi makhluk ciptaan Allah SWT, tak hanya manusia di bumi. Ada suatu riwayat yang menyebut langit, bumi, dan malaikat menangis saat berpisah dengan Ramadan.
Langit, Bumi dan Malaikat Menangisi Kepergian Ramadan
Kisah menangisnya langit, bumi dan malaikat saat Ramadan telah berlalu diceritakan oleh Dosen STID Al-Biruni Cirebon, Mustofa, dalam bukunya yang berjudul Ramadhan Menyapa Penduduk Bumi, Menaiki Tangga Langit dengan bersandar pada riwayat Jabir RA. Dikatakan, seluruh penduduk langit, bumi, dan malaikat di malam terakhir Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasulullah SAW bersabda, "Di malam terakhir Ramadan, menangislah seluruh penghuni langit dan bumi serta malaikat, karena berlalunya Ramadan, juga keistimewaannya. Ini merupakan musibah bagi umatku."
Seseorang bertanya kepada beliau, "Apakah musibah itu, ya Rasulullah?"
Rasulullah SAW menjawab, "Dalam bulan Ramadan itu, semua doa dikabulkan, semua sedekah diterima, dan semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya serta siksa pun ditolak/dihentikan, maka apakah ada musibah yang lebih besar dari perginya bulan Ramadan?"
Jika langit, bumi, bahkan malaikat pun menangis saat berpisah dengan Ramadan, bagaimana dengan penduduk bumi yang mestinya lebih berhak menangisinya?
Para Sahabat Nabi SAW Khawatir Atas Berlalunya Ramadan
Menurut keyakinan populer, Ramadan menjadi bulan diturunkannya rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka. Allah SWT juga menjadikan bulan ini sebagai penghubung antara orang-orang berdosa yang bertobat kepada Allah SWT.
Orang-orang lantas menangis karena merasa belum banyak mengambil hikmah dari Ramadan, khawatir amal ibadah tidak diterima, dan dosa-dosanya belum diampuni.
Ada suatu kisah dari Umar bin Abdul Aziz saat menyampaikan khutbah salat Idul Fitri tentang kekhawatiran ini. Umar berkata, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian telah berpuasa karena Allah SWT selama 30 hari, berdiri melakukan salat selama 30 hari pula, dan pada hari ini kalian keluar seraya memohon kepada Allah SWT agar menerima amalan tersebut."
Perkataan Umar itu membuat salah seorang jemaah terlihat sedih. Seseorang kemudian bertanya kepadanya, "Sesungguhnya hari ini adalah hari bersuka ria dan bersenang-senang. Kenapa engkau malah bermuram durja? Ada apa gerangan?"
Orang itu menjawab, "Ucapanmu benar, wahai sahabatku. Akan tetapi, aku hanyalah hamba yang diperintahkan oleh Rabb-ku untuk mempersembahkan suatu amalan kepada-Nya. Sungguh aku tidak tahu apakah amalanku diterima atau tidak."
Kekhawatiran saat berakhirnya Ramadan juga melanda para sahabat Rasulullah SAW dan banyak umat Islam lainnya.
(kri/inf)
Komentar Terbanyak
Kisah Wafatnya Nabi Sulaiman AS: Bukti Jin Tidak Mengetahui Hal Ghaib
Makanan Mengandung Babi Bersertifikat Halal Ditarik dari Peredaran
Makanan Mengandung Babi 'Berlabel Halal', BPJPH: Kami Selidiki dan Beri Sanksi