Layanan di Saudi Telah Rampung, Pemerintah Siap Layani Jemaah Haji RI

Layanan di Saudi Telah Rampung, Pemerintah Siap Layani Jemaah Haji RI

Hanif Hawari - detikHikmah
Selasa, 29 Apr 2025 12:15 WIB
Jamaah calon haji Indonesia berada di dalam bus Shalawat untuk menuju ke Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, Jumat (24/5/2024). Pemerintah Indonesia menyatakan pada musim haji 1445/ 2024 M menyiapkan total 450 bus Shalawat di Makkah yang melayani jamaah dari titik akomodasi atau pemondokkan menuju terminal Syib Amir dan Jiad di kawasan Masjidil Haram, dengan 76 halte, dan 22 rute. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Bus Shalawat jadi transportasi jemaah haji RI di Makkah (Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Jakarta -

Pemerintah menyatakan kesiapannya untuk melayani jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Seluruh layanan pun telah rampung dan siap digunakan.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Muchlis M Hanafi. Ia mengatakan, seluruh persiapan telah dilakukan secara cermat dan teliti sesuai arahan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.

"Sejauh ini kesiapan penyelenggaraan ibadah haji, khususnya di Arab Saudi, sudah siap. Sesuai arahan Menteri Agama, kita berupaya mempersiapkannya secara cermat dan teliti agar bisa memberikan layanan terbaik ke jemaah haji," kata Muchlis M Hanafi dalam keterangan persnya, Selasa (29/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5 Layanan Haji Pemerintah RI di Arab Saudi

Ada lima layanan yang telah disiapkan. Mulai dari konsumsi, transportasi, akomodasi, layanan umum, serta layanan selama puncak ibadah haji di Masyair Muqaddasah (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).

1. Konsumsi

Kesiapan konsumsi adalah perhatian utama bagi pemerintah. Kemenag menyiapkan 127 kali makan untuk jemaah haji selama di Arab Saudi.

ADVERTISEMENT

84 kali makan selama berada di Makkah dan 15 kali makan saat puncak haji di Armina. Kemenag menggandeng 55 perusahaan katering untuk menyediakannya.

Sementara di Madinah, pemerintah akan menyiapkan 27 kali makan. Ada 21 perusahaan katering yang akan menyiapkannya.

"Jadi kami harus menyiapkan 25,8 juta box makanan," jelas Muchlis M Hanafi.

2. Layanan Umum

Menariknya, 475 ton dari total 611 ton kebutuhan bumbu didatangkan dari Indonesia. Tak hanya mendukung cita rasa Nusantara, langkah ini juga memberdayakan produk dalam negeri.

Pada masa puncak haji (7-15 Zulhijjah), makanan siap saji seperti rendang dan opor akan didistribusikan lebih awal. Ini mengantisipasi kemacetan parah di Makkah sehingga jemaah tetap dapat menikmati makanan hangat tepat waktu.

"Lauk siap saji ini diproduksi di dalam negeri. Sampai sekarang, perusahaan yang akan melayani jemaah haji kita sudah mendatangkan 2,4 juta paket makanan siap saji, ada rendang, opor dan lain sebagainya," ujar Muchlis.

"Mudah-mudahan dengan itu semua kepuasan jemaah terhadap layanan konsumsi tahun ini semakin meningkat," lanjutnya.

3. Transportasi

Dalam hal transportasi, Kemenag menyediakan layanan di tiga area penting.

Pertama, transportasi antar kota perhajian yang melayani rute Madinah - Makkah, Jeddah - Makkah, Makkah - Jeddah, dan Makkah - Madinah.

Kedua, layanan bus shalawat yang akan secara rutin mengantar dan menjemput jemaah dari hotel menuju Masjidil Haram dan sebaliknya.

Ketiga, transportasi khusus untuk pergerakan jemaah saat puncak ibadah haji di Armina.

"Ini tiga area yang kita siapkan untuk pelayanan transportasi bagi jemaah haji Indonesia," kata Muchlis M Hanafi.

4. Akomodasi

Untuk akomodasi, Kemenag telah menyiapkan 300 hotel. 205 hotel disiapkan di Makkah dengan jarak terjauh 4,5 km dari Masjidil Haram, sementara 95 hotel di Madinah berlokasi di wilayah Markaziyah (pusat kota).

Jadi akan ada 203.320 jemaah haji reguler yang akan kita layani di 300 hotel yang ada di Makkah dan Madinah," ujar Muchlis.

5. Layanan Puncak Ibadah Haji

Untuk layanan puncak ibadah haji yang berlangsung dari 8 - 13 Zulhijjah, Kemenag untuk pertama kalinya bekerja sama dengan 8 perusahaan penyedia layanan. Langkah ini merupakan transformasi dari sistem sebelumnya yang melibatkan yayasan berbasis geografis.

Dulu, sekitar tahun 1950 - 1970 an, layanan jemaah haji Indonesia disiapkan melalui para Syekh dari Jawa. Tahun 1981 - 1983, para syekh ini melebur dalam satu muassasah (Yayasan) berbasis geografis.

"Kalau dari Malaysia, Indonesia, Singapore, Brunei, Thailand itu muassasahnya namanya Asia Tenggara. Jadi mesti kita dilayani ke situ," sebutnya.

Sejak 2021 - 2023, Muassasah ini diminta oleh Kerajaan Arab Saudi untuk bertransformasi menjadi perusahaan supaya lebih professional. Sekarang penyedian layanannya tidak lagi dibatasi pada aspek geografis. Jemaah haji Indonesia misalnya, tidak harus ke perusahaan yang dulu menangani Asia Tenggara, tapi sudah terbuka.

"Ketika kita mulai penyediaan barang dan jasa pada Desember 2024, ada 43 perusahaan yang mendaftar. Lalu 16 yang presentasi dan mengajukan penawaran setelah proses verifikasi. Dari 16 itu kita pilih 8 yang terbaik," papar Muchlis.

Delapan perusahaan terpilih ini akan bertanggung jawab melayani 203.320 jemaah haji Indonesia mulai dari kedatangan hingga kepulangan. Termasuk selama masa puncak di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.




(hnh/lus)

Hide Ads