Sebentar lagi, kita akan memasuki bulan Syawal, yang berarti perpisahan dengan bulan Ramadan sudah di depan mata.
Di awal puasa, mungkin banyak yang merasa berat, tetapi menjelang akhir Ramadan, justru muncul rasa sedih karena harus berpisah dengan bulan suci ini. Sebagai umat Islam, tentu kita masih ingin merasakan kehangatan Ramadan, tetapi waktu terus berjalan, dan Ramadan akan meninggalkan kita.
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA dalam detikKultum, Sabtu (29/3/2025), meminta segenap umat Islam Indonesia untuk mengakhiri Ramadan dengan sebaik-baiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di akhir Ramadan ini, mari kita menutup dengan berucap husnul khotimah," ucapnya.
Baca juga: Jauhi Ujaran Kebencian |
Lebih lanjut, Prof Nasaruddin Umar menyebut bahwa perpisahan dengan Ramadan menghadirkan kesedihan, karena esok hari, mungkin air mata akan menetes saat kita tak lagi bisa melaksanakan salat Tarawih. Malam lebaran tak lagi diisi dengan Tarawih, yang tersisa hanyalah salat Isya seperti biasa, disertai kumandang takbir.
Takbir itu menjadi ungkapan rasa syukur sekaligus perpisahan dengan bulan yang begitu kita cintai, dengan harapan bisa berjumpa kembali di tahun-tahun mendatang.
Namun, tidak cukup satu Ramadan untuk menghapus dosa-dosa kita. Terasa masih banyak kekurangan dalam ibadah yang telah dilakukan, masih banyak amal yang belum sempurna.
Oleh karena itu, dalam kultumnya, Prof Nasaruddin Umar menyampaikan doa yang bisa dipanjatkan menjelang akhir Ramadan, berikut:
"Wahai Ramadan, berilah kesempatan kami untuk bertemu lagi denganmu. Kami berjanji akan mengisi celah-celah kekurangan dalam diri kami dengan amal yang lebih baik, agar dapat menghadap Allah dengan penuh kebaikan. Kami sadar, amalan kami pada Ramadan kali ini sedikit dan mungkin kurang ikhlas. Maka, sampaikanlah kepada Allah bahwa ada hamba-Nya yang memohon agar dipanjangkan umurnya, agar bisa bertemu dengan Ramadan berikutnya dengan ibadah yang lebih baik."
Menteri Agama RI itu juga berpesan untuk senantiasa menjaga semangat beribadah meski Ramadan telah berlalu. Jangan biarkan kualitas ibadah hanya tinggi di bulan Ramadan, tetapi harus terus berlanjut di bulan Syawal dan seterusnya.
Jika selama Ramadan kita rajin salat Tahajud, pastikan kebiasaan itu terus berlanjut di bulan-bulan lainnya. Jika kita banyak bersedekah di bulan Ramadan, teruskan kebiasaan itu di luar Ramadan. Jika kita peduli terhadap fakir miskin dan anak yatim selama Ramadan, mari kita tetap membantu mereka kapan pun. Inilah yang disebut sebagai orang-orang yang mendapatkan kemabruran Ramadan.
"Itulah orang-orang yang akan mendapatkan mabrurnya Ramadan," ujar Prof Nasaruddin Umar.
Ibadah yang telah kita lakukan harus tercermin dalam perilaku yang lebih baik kepada sesama. Rasulullah pernah bersabda:
"Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa pun dari puasanya, kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR An-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Sebagai penutup, Prof Nasaruddin Umar menekankan bahwa tujuan puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga untuk mendapatkan hikmah, agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga spirit Ramadan tetap hidup dalam diri kita sepanjang tahun.
Jangan lewatkan detikKultum bersama Prof Nasaruddin Umar setiap hari jam 20.30 WIB selama bulan Ramadan hanya di detikcom!
(inf/kri)
Komentar Terbanyak
Kisah Wafatnya Nabi Sulaiman AS: Bukti Jin Tidak Mengetahui Hal Ghaib
Makanan Mengandung Babi Bersertifikat Halal Ditarik dari Peredaran
Makanan Mengandung Babi 'Berlabel Halal', BPJPH: Kami Selidiki dan Beri Sanksi