Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Deep Learning Bukan Kurikulum Baru, Tapi...

ADVERTISEMENT

Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Deep Learning Bukan Kurikulum Baru, Tapi...

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 17 Feb 2025 16:30 WIB
Mendikdasmen RI Abdul Muti di SMP 12 Semarang, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Senin (6/1/2024).
Mendikdasmen RI Abdul Mu'ti. (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Jakarta -

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, meluruskan jika deep learning bukanlah kurikulum baru yang akan diterapkan pada masa kepemimpinannya. Hal itu disampaikan dalam Seminar Nasional dan Sosialisasi Program Deeplearning yang disiarkan melalui YouTube tvmU Channel pada Senin (17/2/025).

Abdul Mu'ti menjelaskan deep learning sebenarnya adalah pendekatan pembelajaran. Mengenai penerapannya di pendidikan Indonesia, pihak Kemendikdasmen telah mengumpulkan pakar pendidikan, guru praktisi, hingga pemerhati pendidikan.

"Akhirnya saya mengumpulkan para pakar dari berbagai latar belakang untuk membantu saya merumuskan secara mendalam konsep tentang deep learning atau pembelajaran mendalam itu. Alhamdulillah saya dibantu oleh para pakar pendidikan dari berbagai universitas terkemuka juga para guru praktisi pembelajaran dan tentu saja juga para pemerhati pendidikan," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deep Learning Merupakan Konsep Lama

Abdul Mu'ti bercerita ia bertemu dengan konsep deep learning saat mengambil studi master di Australia pada tahun 1995. Waktu itu, ia mengambil mata kuliah cognitive psychology and its implication. Di mana salah satu materi dalam mata kuliah tersebut mengajarkan tentang deep learning.

Ia menemukan jika deep learning sudah lama diterapkan di sekolah-sekolah. Terutama negara Skandinavia dan Eropa.

ADVERTISEMENT

"Ternyata deep learning itu sudah mulai diperkenalkan dan diterapkan pelan-pelan di berbagai negara tahun 76. Negara-negara Norwegia, Swedia, dan beberapa negara Skandinavian, di Eropa, itu sudah mulai memperkenalkan deep learning itu tahun '76," tutur Abdul Mu'ti.

Berada dalam titik 'point of no return', Abdul Mu'ti menegaskan jika pendekatan deep learning perlu diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas.

"Karena itu sedikit demi sedikit kami jelaskan ke publik, Pak, Bu, deep learning itu makhluk apa itu. Saya klarifikasi dari awal deep learning itu bukan kurikulum tapi pendekatan pembelajaran," tegasnya.

Deep learning yang akan diterapkan di sekolah-sekolah ini juga dikenal dengan deep learning ful-ful. Artinya, pembelajaran yang mindful, joyful, dan meaningful. Sehingga disingkat menjadi deep learning ful-ful.

Deep learning memungkinkan siswa bisa belajar secara lebih mendalam. Hasilnya, siswa bisa memahami mengapa harus mempelajari pengetahuan tertentu.




(nir/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads