Dokter Aulia Rahman Basri bakal menduduki kursi bupati bersama wakilnya, Rendi Solihin, setelah memenangkan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kutai Kartanegara. Dua pemimpin muda ini menang telak dengan raihan 209.905 suara sah.
Aulia sejatinya sosok pengganti Edi Damansyah. Itu terjadi lantaran Mahkamah Konstitusi (MK) mendiskualifikasi Edi dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Kukar 2024. MK menyatakan Edi telah menjabat sebagai bupati selama dua periode.
Sementara itu, publik Kukar sudah karib dengan sosok Rendi. Ia menemani Edi pada periode sebelumnya sebagai wakil bupati. Lalu bagaimana dengan Aulia Rahman?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenal Aulia Rahman
Dokter Aulia adalah putra asli Kota Bangun. Salah satu kecamatan di Kukar. Dia lahir pada 23 Agustus 1985.
Kisah Aulia sama seperti masyarakat Kutai pada umumnya. Hidup di sepanjang sempadan Sungai Mahakam. Dataran hutan hujan khas Kalimantan juga menjadi saksi masa kecilnya.
Aulia mengawali studi di SD 003 Kota Bangun. Ia kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kota Bangun dan SMUN 8 Samarinda. Ia meraih gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) dan melanjutkan pendidikan pascasarjana di bidang Magister Administrasi Rumah Sakit di Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas.
Pendidikan tersebut menjadi dasar kuat bagi kontribusinya dalam pengembangan layanan kesehatan di Kukar. "Saya berkuliah jauh dari kampung halaman untuk bisa berkontribusi lebih besar bagi Kabupaten Kutai Kartanegara," kata Aulia kepada sejumlah media pada Minggu (27/4/2025).
Aulia memulai karier di dunia kesehatan sebagai Kepala Puskesmas Kota Bangun pada 2012. Ia kembali mengabdi ke kampung halamannya. Dari tempat itu, ia menyaksikan secara langsung kesenjangan layanan kesehatan yang masih membelenggu masyarakat.
Keuletannya membenahi pelayanan dasar menarik perhatian Bupati Kutai Kartanegara kala itu, Rita Widyasari. Rita kemudian menunjuknya sebagai direktur pertama di RSUD Dayaku Raja pada 2013.
Sebagai direktur, Aulia tak hanya memperbaiki sistem administrasi rumah sakit, ia juga memperjuangkan layanan kesehatan yang lebih inklusif, dengan fokus pada kelompok masyarakat kecil yang kerap terpinggirkan dari akses medis layak.
![]() |
Dengan inisiatif pribadi dan dukungan almamater, ia mendatangkan tujuh dokter spesialis dari Unhas. Itu sesuatu yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah universitas tersebut.
"Baru kali itu Unhas mengirimkan tim lengkap untuk satu daerah," ungkapnya.
Tak hanya mengisi tenaga medis, alumni Unhas turut membantu merancang ulang rumah sakit. Mulai dari struktur pelayanan hingga desain ruang.
Upaya itu menjadi fondasi bagi perbaikan layanan kesehatan di Kukar. Tentu pengabdian itu sebagai bagian dari janjinya saat mulai menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Upaya membangun pelayanan berbasis kebutuhan rakyat akhirnya berbuah manis. Kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan pun meningkat dan akses layanan medis di wilayah itu membaik signifikan.
Pengalaman panjang membangun sistem dari tingkat akar rumput membentuk pandangan Aulia tentang pentingnya keadilan sosial dan pemerataan pembangunan. Nilai-nilai itu kini menjadi tekadnya untuk memimpin di tanah kelahirannya.
"Mimpi untuk membuat Kutai Kartanegara menjadi lebih baik itu menjadi cita-cita saya," sebutnya.
Titik Balik Kehidupan Aulia
Di sini, ia tak hanya menyembuhkan pasien, tapi juga membuktikan pelayanan kesehatan berkualitas bisa hadir di pelosok Kukar. Namun pada 2020, Aulia mengambil keputusan berani yakni mengundurkan diri sebagai ASN untuk menekuni dunia usaha.
Tahun 2023 menjadi titik balik. Aulia terpilih sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kukar, dan menunjukkan kepiawaiannya memajukan ekonomi daerah. Tak berhenti di situ, ia juga merangkul dunia politik sebagai Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan DPC PDI Perjuangan Kukar.
Nama Aulia benar-benar melejit jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kukar pascaputusan Mahkamah Konstitusi. Berduet dengan Rendi Solihin, Wakil Bupati Kukar saat ini, ia muncul sebagai kandidat yang tak bisa dianggap remeh.
Dalam perjalanannya, Aulia menjadi salah satu perumus awal Program Kukar Idaman, visi pembangunan daerah yang kini menjadi ciri khas pemerintahan Bupati Edi Damansyah. Pengalaman panjangnya di birokrasi dan pelayanan publik memberi warna pada arah kebijakan Kukar yang lebih inklusif dan partisipatif.
Kini dalam periode 2025-2030 bersama Rendi, Aulia membawa gagasan lanjutan bertajuk Kukar Idaman Terbaik. Program ini merupakan penyempurnaan dari visi sebelumnya, dengan fokus pada keberlanjutan pembangunan berbasis rakyat, sebuah langkah untuk menjaga kesinambungan sekaligus memperdalam dampak kebijakan di tingkat akar rumput.
"Kami ingin melanjutkan perjuangan yang telah dimulai," tambahnya.
Gagasan-gagasan Aulia tak lepas dari latar belakang hidupnya yang sederhana dan penuh nilai pengabdian. Dibesarkan dalam keluarga pendidik dan tenaga kesehatan, ayah seorang guru dan ibunda seorang bidan, Aulia tumbuh membawa idealisme pendidikan dan kesehatan ke dalam setiap kebijakan yang dirumuskannya.
Visi dan kerja kerasnya selama ini membuat banyak pihak menaruh harapan besar. Mereka menilai Aulia sebagai sosok pemimpin yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sensitif terhadap kebutuhan masyarakat bawah, sebuah kombinasi langka di tengah birokrasi modern.
(sun/des)