Buku 'Pada Suatu Hari' resmi diluncurkan hari ini Sabtu, 19 April 2025 di Sekolah Tunas Global, Depok, Jawa Barat. Di hadapan para guru sekolah inklusif, para penulis membagikan proses penulisan buku tersebut.
Buku dengan judul lengkap Pada Suatu Hari: Kisah-kisah Perjuangan Keluarga Individu Autistik ini menceritakan perjalanan 10 keluarga dengan anak autisme. Kisah-kisah tersebut dikemas secara apik dengan bahasa yang ringan namun tetap membawa kesan mendalam.
Ide kepenulisan datang dari Sudrajat, seorang wartawan dari detikcom, dan Isti Anindya, peneliti autisme yang memiliki anak terdiagnosis ASD (Autism Spectrum Disorder).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketertarikan Sudrajat pada dunia autisme dimulai saat menduduki bangku kuliah. Ia bercerita jika ia sempat menonton film di mana beberapa karakter merupakan penyandang autisme.
"Jadi dari film itu saya punya bayangan, Oh ternyata orang autistik itu orang-orang yang sangat dia punya kecerdasan luar biasa gitu ya," jelas Sudarajat.
Pertemuan selanjutnya ia dapatkan dari anak temannya yang juga mengidap autisme. Meski di usia yang sangat belia, anak itu memiliki bakat seni yang laur biasa.
"Meskipun di usia belasan dia punya kelebihan yang menurut saya sangat dasar. Dia nggak cuma pandai melukis dengan warna-warna yang keren banget lah. Tapi dia menganyam, menyulam," ujarnya.
"Lalu saya makin kagum di situ. Oh ternyata ada kelebihan ya," tutur pria yang akrab disapa Kang Ajat ini.
Ketertarikan Sudrajat pada dunia autisme semakin berkembang saat ia berkenalan dengan wali siswa lainnya, Isti Anindya. Di situlah ide menulis buku 'Pada Suatu Hari' muncul.
"Kebetulan Kang Ajat tertarik dan meliput. Nah, setelah itu karena kebetulan anak kita satu kelas juga ya jadi suka berinteraksi, dan akhirnya kita ayo kita ngumpulin cerita yang lain yuk," cerita Isti dalam peluncuran buku di Sekolah Tunas Global, Depok, Jawa Barat, Sabtu (19/4/2025).
Isti dan Sudrajat kemudian mengumpulkan 9 cerita. Tidak memakai teknik khusus, Isti bercerita jika mereka cenderung mengajak narasumber untuk 'mengobrolkan' pengalaman hidupnya.
"Kita tekniknya wawancara, seperti ngobrol aja. Lalu nanti Kang Ajat menuliskan dengan gaya feature ya," jelas Isti.
Sebagai penutup, Sudrajat menyarankan agar Isti juga membagikan ceritanya sebagai orang tua dari individu autisme.
"Terus Kang Ajat minta mamanya Ayya nulis juga dong, menceritakan tentang anaknya sendiri. Jadi akhirnya saya nulis tentang anak saya sendiri," ujarnya.
Cerita Hidup dengan Selipan Ilmu Baru
Buku dengan sampul hijau ini tak hanya berisi cerita kehidupan. Namun, ada banyak fakta sains yang terselip di antaranya.
Salah satunya adalah alasan mengapa anak penyandang autisme memiliki kecenderungan untuk kabur.
"Ternyata ada istilah mengapa anak autisme suka kabur tuh ada alasan sainsnya," jelas Isti.
"Jadi ketika Bapak Ibu baca, kawan-kawan beli, kawan-kawan tidak hanya mendapatkan informasi tentang kisah, tapi juga kita memvalidasi bahwa ada lho alasan sainsnya," ucap dia.
(nir/nwy)