Dalam sejarahnya, Islam datang pada masa di mana perempuan sering kali diperlakukan tidak adil, bahkan dianggap sebagai beban sosial. Islam hadir dengan membawa perubahan besar terhadap posisi dan martabat perempuan.
Islam mengangkat derajat perempuan sebagai manusia yang mulia, setara dalam kemanusiaan dan tanggung jawab keagamaan.
Mengutip buku Perempuan dalam Pandangan Islam karya Amrizal, Al-Qur'an menggunakan beberapa istilah untuk menyebut perempuan, yaitu al-Nisa, al-Untsa, dan al-Mar'ah. Kata al-Nisa adalah bentuk jamak dari al-Imra'ah yang berarti perempuan yang sudah matang atau dewasa dan digunakan untuk menggambarkan kualitas moral dan budaya seseorang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Al-Qur'an, kata al-Nisa diulang sebanyak 59 kali dengan berbagai bentuknya. Sedangkan kata al-Mar'ah atau al-Imra'ah menunjukkan perempuan dalam arti kedewasaan dan kematangan yang diidentikan dengan istri, terulang sebanyak 38 kali dalam Al-Qur'an. Sedangkan kata al-Untsa yang artinya perempuan secara biologis, yang dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 30 kali dalam Al-Qur'an.
Perempuan pertama yang diciptakan Allah SWT adalah Hawa, istri Nabi Adam AS.
Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam AS dan hal ini sebagaimana tercatat dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 1,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'an al-Azhim, menafsirkan ayat ini bahwa yang dimaksud dengan istrinya (istri Nabi Adam AS) adalah Hawa. Hawa diciptakan Allah SWT dari tulang rusuk sebelah kiri bagian belakang Nabi Adam AS ketika sedang tidur. Saat Nabi Adam terbangun, ia merasa kaget setelah melihatnya, lalu ia langsung jatuh cinta kepadanya. Begitu pula sebaliknya, Siti Hawa jatuh cinta kepada Nabi Adam AS.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya wanita itu dijadikan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Maka, jika kamu bertindak untuk meluruskannya, niscaya kamu akan membuatnya patah. Tetapi jika kamu bersenang-senang dengannya, berarti kamu bersenang-senang dengannya, sedangkan padanya terdapat kebengkokan."
Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW bersabda,
"Berbuat baiklah kepada para wanita. Karena wanita diciptakan dari tulang rusuk. Yang namanya tulang rusuk, bagian atasnya itu bengkok. Jika engkau mencoba untuk meluruskannya (dengan kasar), engkau akan mematahkannya. Jika engkau membiarkannya, tetap saja tulang tersebut bengkok." (HR Bukhari dan Muslim)
Perempuan dalam Islam
Ada beberapa dalil yang menjelaskan tentang perempuan dalam Islam.
1. Kesetaraan dalam Penciptaan
Islam menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan dari jiwa yang satu, dan memiliki nilai yang sama di hadapan Allah SWT dalam hal penciptaan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 1.
Ayat ini menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama di sisi Allah SWT dalam hal kemanusiaan.
2. Kesetaraan dalam Ibadah dan Ganjaran
Islam memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dan laki-laki dalam beribadah, dan pahala yang dijanjikan pun tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin, melainkan ketakwaan.
Dalam surat Ali 'Imran ayat 195,
فَٱسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّى لَآ أُضِيعُ عَمَلَ عَٰمِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ ۖ بَعْضُكُم مِّنۢ بَعْضٍ ۖ فَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَأُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأُوذُوا۟ فِى سَبِيلِى وَقَٰتَلُوا۟ وَقُتِلُوا۟ لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّـَٔاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ثَوَابًا مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلثَّوَابِ
Artinya: Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik".
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:
"Perempuan itu adalah saudara kandung laki-laki." (HR. Abu Dawud, dan Ahmad)
3. Hak Perempuan dalam Pendidikan
Dalam buku Ihya Ulumudin, Al Ghazali menjelaskan Islam mendorong pendidikan bagi semua umat, tanpa membedakan laki-laki atau perempuan. Ilmu adalah kunci dalam memahami agama dan menjalani kehidupan.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah)
4. Hak Perempuan dalam Ekonomi dan Kepemilikan
Wahbah Az-Zuhaili dalam Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu Jilid 7 menjelaskan perempuan dalam Islam memiliki hak kepemilikan pribadi. Mereka boleh bekerja, berdagang, dan memiliki harta, selama dalam koridor syariat.
Dalam surat An-Nisa ayat 32, Allah SWT berfirman,
وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
Artinya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Ayat ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki hak penuh atas usahanya, dan Islam tidak menghalangi perempuan untuk produktif secara ekonomi.
5. Hak Perempuan dalam Pernikahan
Islam menetapkan bahwa perempuan harus dilibatkan dalam keputusan pernikahan. Tidak ada paksaan bagi perempuan dalam menerima atau menolak pinangan.
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Seorang janda tidak boleh dinikahkan hingga ia dimintai pendapatnya, dan seorang gadis tidak boleh dinikahkan hingga ia dimintai izinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Perlindungan dan Kehormatan untuk Perempuan
Islam memuliakan perempuan sebagai sosok yang perlu dihormati dan dilindungi. Rasulullah SAW dikenal sebagai teladan terbaik dalam memperlakukan perempuan dengan kasih sayang dan kelembutan.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik kepada istriku." (HR. Tirmidzi)
7. Perempuan dalam Peran Sosial
Abdul Halim Abu Syuqqah dalam Tahrir al-Mar'ah fi 'Ashr ar-Risalah, Islam tidak membatasi perempuan hanya dalam ruang domestik. Banyak perempuan di masa Rasulullah SAW yang aktif dalam kegiatan sosial, dakwah, bahkan dalam peperangan seperti Nusaibah binti Ka'ab.
(dvs/inf)
Komentar Terbanyak
Kisah Wafatnya Nabi Sulaiman AS: Bukti Jin Tidak Mengetahui Hal Ghaib
Makanan Mengandung Babi Bersertifikat Halal Ditarik dari Peredaran
Makanan Mengandung Babi 'Berlabel Halal', BPJPH: Kami Selidiki dan Beri Sanksi