PDIP 'Pecah Telur' Antar Kadernya Jadi Wali Kota Jogja

PILKADA Yogyakarta

PDIP 'Pecah Telur' Antar Kadernya Jadi Wali Kota Jogja

Adji G Rinepta - detikJogja
Sabtu, 07 Des 2024 20:25 WIB
Paslon Hasto Wardoyo dan Wawan Harmawan saat debat publik kedua, Sabtu (16/11/2024).
Paslon Hasto Wardoyo dan Wawan Harmawan saat debat publik kedua, Sabtu (16/11/2024). Foto: dok. tangkapan layar KPU Jogja
Jogja -

KPU Kota Jogja resmi menetapkan hasil rekapitulasi Pilwalkot Jogja, Minggu (1/12) lalu, dengan hasil pasangan Hasto Wardoyo dan Wawan Harmawan unggul dalam perolehan suara. Dengan ini, untuk pertama kalinya, PDI Perjuangan berhasil mengantarkan calonnya menang di Pilwalkot Jogja.

Hasto-Wawan yang mendapat 87.485 suara sah, berhasil mengungguli pasangan nomor urut 1 Heroe Poerwadi dan Sri Widya Supena mendapatkan 45.518 suara sah, serta pasangan nomor urut 3 Afnan Hadikusumo dan Singgih Raharjo mendapat 63.876 suara sah.

Jika melihat ke belakang, ini adalah kali pertama PDIP bisa memenangkan kadernya di Pilkada Kota Jogja. Sebelumnya, PDIP belum pernah menempatkan kadernya menduduki kursi nomor 1 di Kota Jogja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usai reformasi, kursi Wali Kota Jogja diduduki Herry Zudianto yang berasal dari partai PAN. Ia menjabat dua periode dari 2001 hingga 2011. Kemudian setelahnya, ada Haryadi Suyuti yang menjadi Wali Kota Jogja. Politisi partai Golkar itu juga menduduki kursi wali kota pada dua periode yakni 2011-2016, dan 2017-2022.

Sedangkan prestasi terbaik PDIP dalam pilkada Kota Jogja, yakni ada pada sosok Imam Priyono yang menjadi wakil wali kota Jogja pada periode pertama Haryadi. Pada Pilkada 2017, ia pecah kongsi dan bertarung dengan Haryadi. Namun Haryadi bisa mempertahankan jabatan wali kota Jogja.

ADVERTISEMENT

Sosok Hasto Dinilai Populer

Pakar politik yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), Wawan Mas'udi menjelaskan keberhasilan PDIP dalam Pilwalkot Jogja 2024 dipengaruhi dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal.

Pada faktor internal, ia merinci, ada tiga hal yang sangat berpengaruh dalam kemenangan Hasto-Wawan. Pertama yakni kejelian PDIP dalam memilih calon wali kota, yakni Hasto Wardoyo.

"Jelas pemilihan Pak Hasto sebagai figur dari PDIP ini punya level rate atau daya jual politik yang sangat bagus," jelas Wawan kepada detikJogja, Sabtu (7/12/2024).

"Karena beliau punya track record yang sangat positif ketika menjabat bupati Kulon Progo sekaligus dikenal sebagai dokter yang sangat populer di masyarakat, dan memang masyarakat Jogja sudah lebih dulu mengenal Pak Hasto sebelum dicalonkan," sambungnya.

Kedua, dijelaskan Wawan, yakni adanya siaran langsung pada tiga kali putaran debat di 45 kalurahan di Kota Jogja. Hal ini menurutnya menjadi momentum tiap pasangan calon bisa memaparkan gagasannya hingga ke lapisan masyarakat paling dalam.

Wawan bilang, pemilih Jogja dari segi rasionalitas politiknya memang cukup tinggi, sehingga bagi kandidat yang mampu memanfaatkan momentum debat, akan bisa memenangkan hati pemilih Jogja.

"Khususnya bagi calon-calon yang bisa membahasakan programnya secara luwes dan sederhana. Dan Pak Hasto kalau diperhatikan relatif unggul jika dibanding paslon lain dalam debat. Percaya diri dan mudah dipahami," paparnya.

Selain itu, dalam masa kampanyenya, menurut Wawan, Hasto mampu membuat publik mengetahui lebih dalam apa gagasannya yang akan ia sampaikan dalam visi-misinya ke masyakarat.

"Saya kira yang disampaikan Pak Hasto menjadi ter-deliver secara langsung. Dari segi substansinya, kampanye pak Hasto memang sangat menjangkau masyarakat. 1 kampung 1 bidan, ini kan sesuatu banget," ungkapnya.

Ketiga, menurut Wawan, dalam Pilwalkot Jogja 2024 sangat solid menggerakkan mesinnya hingga ke lapisan paling bawah. Hal ini terbukti dengan perolehan suara Hasto-Wawan yang rata-rata unggul di tiap Kemantren.

"PDIP benar-benar menggerakkan mesinnya kemarin, jadi benar-benar melakukan mapping di mana saja kekuatannya dan itu benar-benar dioptimalkan sambil menjangkau yang lain," ujarnya.

Lebih lanjut, selain faktor internal, menurut Wawan, ada juga faktor eksternal dalam kemenangan Hasto-Wawan. Yakni PDIP membiarkan dua lawan politiknya berebut ceruk suara yang sama, yakni Muhammadiyah.

"Antara pak Heru dan pak Afnan itu dalam beberapa hal memperebutkan ceruk yang sama, yaitu pemilih islam moderat, Muhammadiyah. PAN mendukung pak Heroe, sementara Muhammadiyah jelas direpresentasikan oleh pak Afnan," urainya.

Pandangan DPD PDIP DIY hingga Hasto bisa dibaca di halaman berikutnya...

DPD PDIP DIY: Pecah Telur di Jogja, Tumbang di Kulon Progo

Saat dimintai komentar atas pecah telurnya PDIP dalam Pilwalkot Kota Jogja ini, Sekertaris DPD PDIP DIY, Totok Hedi Santosa malah menyinggung Pilbup Kulon Progo yang gagal dimenangkan PDIP. Padahal basis PDIP di Kulon Progo terbilang cukup besar.

"Seperti halnya di Kulon Progo itu buntet telur, karena selama ini selalu dipimpin PDI di Kulon Progo, tahun ini malah ndak dapet. Sedangkan di Kota, dari reformasi ya baru ini," jelas Totok saat dihubungi detikJogja, Minggu (1/12).

Totok menjelaskan, kemenangan PDIP di Pilwalkot Jogja tak lepas dari kuatnya figur Hasto Wardoyo. Menurutnya, Hasto memiliki modal yang lengkap sehingga memudahkan kerja partai dalam upaya pemenangannya.

"Kalau melihat detail sebenarnya, orang kalau mau nyalon kan harus memiliki modal-modal ya, modal sosialnya apa, modal simboliknya apa, modal kulturalnya apa, kalau Hasto itu tiga modal dia penuhi semua," urainya.

"Sehingga tim, dalam artian partai politik itu lebih mudah mengelola untuk meraih kemenangan. (Calon di Kulon Progo) Mungkin belum sekuat Hasto Wardoyo," lanjut Totok.

Kata Hasto-Wawan

Sementara itu, Hasto Wardoyo pernah menyatakan sangat bersyukur dengan kemenangan ini. Bukan tanpa alasan, dengan mepetnya waktu yang ia punya dari mulai ditunjuk menjadi cawalkot hingga pada masa kampanye.

"Barangkali soliditas ini menjadi penting ya, kemarin saya mendapatkan dukungan yang solid, saya waktu juga mepet sekali, datang dan akhirnya kampanye itu sempit sekali, ndak sampai 2 bulan," ungkapnya kepada detikJogja, Senin (2/12).

Terpisah, Wawan Harmawan berpendapat jika cara kampanye milik Hasto-Wawan dengan masuk ke kampung-kampung, memiliki andil yang cukup besar untuk membuat masyarakat mengenal mereka berdua.

"Yang cukup menarik adalah tag line kita, 'Sehat Kawan', sedulur Hasto kancane Wawan, nah ini yang cukup kena," ungkapnya saat ditemui detikJogja di Kota Jogja, Kamis (5/12).

Tak hanya memperkenalkan diri, menurut Wawan, kegiatan yang Hasto-Wawan buat saat masuk ke 169 kampung di Kota Jogja, menguatkan visi-misi yang mereka bangun. Hal itu juga dilakukan secara konsisten.

"Yang sangat membekas di masyarakat itu kita dengan tes kesehatan. Kita menggratiskan tes kesehatan khusus untuk lansia, karena lansia di Jogja cukup tinggi ada 16% lebih," terangnya.

"Mungkin paslon lain juga pernah mengadakan itu, saya juga tahu, tapi hanya 1-2 kali saja. Nah kita rutin," pungkas Wawan.



Simak Video "Video 59 WBP Rutan Pangkajene Tidak Bisa Memilih"
[Gambas:Video 20detik]

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler

Hide Ads