KPU Kota Jogja resmi menetapkan hasil rekapitulasi Pilwalkot Jogja, Minggu (1/12) lalu, dengan hasil pasangan Hasto Wardoyo dan Wawan Harmawan unggul dalam perolehan suara. Dengan ini, untuk pertama kalinya, PDI Perjuangan berhasil mengantarkan calonnya menang di Pilwalkot Jogja.
Hasto-Wawan yang mendapat 87.485 suara sah, berhasil mengungguli pasangan nomor urut 1 Heroe Poerwadi dan Sri Widya Supena mendapatkan 45.518 suara sah, serta pasangan nomor urut 3 Afnan Hadikusumo dan Singgih Raharjo mendapat 63.876 suara sah.
Jika melihat ke belakang, ini adalah kali pertama PDIP bisa memenangkan kadernya di Pilkada Kota Jogja. Sebelumnya, PDIP belum pernah menempatkan kadernya menduduki kursi nomor 1 di Kota Jogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai reformasi, kursi Wali Kota Jogja diduduki Herry Zudianto yang berasal dari partai PAN. Ia menjabat dua periode dari 2001 hingga 2011. Kemudian setelahnya, ada Haryadi Suyuti yang menjadi Wali Kota Jogja. Politisi partai Golkar itu juga menduduki kursi wali kota pada dua periode yakni 2011-2016, dan 2017-2022.
Sedangkan prestasi terbaik PDIP dalam pilkada Kota Jogja, yakni ada pada sosok Imam Priyono yang menjadi wakil wali kota Jogja pada periode pertama Haryadi. Pada Pilkada 2017, ia pecah kongsi dan bertarung dengan Haryadi. Namun Haryadi bisa mempertahankan jabatan wali kota Jogja.
Sosok Hasto Dinilai Populer
Pakar politik yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), Wawan Mas'udi menjelaskan keberhasilan PDIP dalam Pilwalkot Jogja 2024 dipengaruhi dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal.
Pada faktor internal, ia merinci, ada tiga hal yang sangat berpengaruh dalam kemenangan Hasto-Wawan. Pertama yakni kejelian PDIP dalam memilih calon wali kota, yakni Hasto Wardoyo.
"Jelas pemilihan Pak Hasto sebagai figur dari PDIP ini punya level rate atau daya jual politik yang sangat bagus," jelas Wawan kepada detikJogja, Sabtu (7/12/2024).
"Karena beliau punya track record yang sangat positif ketika menjabat bupati Kulon Progo sekaligus dikenal sebagai dokter yang sangat populer di masyarakat, dan memang masyarakat Jogja sudah lebih dulu mengenal Pak Hasto sebelum dicalonkan," sambungnya.
Kedua, dijelaskan Wawan, yakni adanya siaran langsung pada tiga kali putaran debat di 45 kalurahan di Kota Jogja. Hal ini menurutnya menjadi momentum tiap pasangan calon bisa memaparkan gagasannya hingga ke lapisan masyarakat paling dalam.
Wawan bilang, pemilih Jogja dari segi rasionalitas politiknya memang cukup tinggi, sehingga bagi kandidat yang mampu memanfaatkan momentum debat, akan bisa memenangkan hati pemilih Jogja.
"Khususnya bagi calon-calon yang bisa membahasakan programnya secara luwes dan sederhana. Dan Pak Hasto kalau diperhatikan relatif unggul jika dibanding paslon lain dalam debat. Percaya diri dan mudah dipahami," paparnya.
Selain itu, dalam masa kampanyenya, menurut Wawan, Hasto mampu membuat publik mengetahui lebih dalam apa gagasannya yang akan ia sampaikan dalam visi-misinya ke masyakarat.
"Saya kira yang disampaikan Pak Hasto menjadi ter-deliver secara langsung. Dari segi substansinya, kampanye pak Hasto memang sangat menjangkau masyarakat. 1 kampung 1 bidan, ini kan sesuatu banget," ungkapnya.
Ketiga, menurut Wawan, dalam Pilwalkot Jogja 2024 sangat solid menggerakkan mesinnya hingga ke lapisan paling bawah. Hal ini terbukti dengan perolehan suara Hasto-Wawan yang rata-rata unggul di tiap Kemantren.
"PDIP benar-benar menggerakkan mesinnya kemarin, jadi benar-benar melakukan mapping di mana saja kekuatannya dan itu benar-benar dioptimalkan sambil menjangkau yang lain," ujarnya.
Lebih lanjut, selain faktor internal, menurut Wawan, ada juga faktor eksternal dalam kemenangan Hasto-Wawan. Yakni PDIP membiarkan dua lawan politiknya berebut ceruk suara yang sama, yakni Muhammadiyah.
"Antara pak Heru dan pak Afnan itu dalam beberapa hal memperebutkan ceruk yang sama, yaitu pemilih islam moderat, Muhammadiyah. PAN mendukung pak Heroe, sementara Muhammadiyah jelas direpresentasikan oleh pak Afnan," urainya.
Pandangan DPD PDIP DIY hingga Hasto bisa dibaca di halaman berikutnya...
Simak Video "Video 59 WBP Rutan Pangkajene Tidak Bisa Memilih"
[Gambas:Video 20detik]