Pelaku Kecurangan di UTBK 2025 Bisa Didiskualifikasi dari Semua Jalur Masuk PTN

ADVERTISEMENT

Pelaku Kecurangan di UTBK 2025 Bisa Didiskualifikasi dari Semua Jalur Masuk PTN

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 25 Apr 2025 15:59 WIB
UTBK SNBT 2025 resmi dimulai pada sejak Rabu, 23 April 2025. Sebanyak 860.976 peserta akan bersaing memperebutkan 259.564 kursi di berbagai PTN di seluruh Indonesia.
Ketua SNPMB menegaskan peserta UTBK SNBT 2025 yang curang bisa didiskualifikasi dari semua penerimaan PTN. Kecurangan terdeteksi sistem dan tercatat di BAPU. Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Eduart Wolok menyatakan, peserta UTBK SNBT 2025 yang melakukan kecurangan akan otomatis didiskualifikasi dari UTBK SNBT. Di samping itu, pelaku kecurangan di UTBK SNBT dapat didiskualifikasi dari semua penerimaan perguruan tinggi negeri (PTN).

"Karena kita tidak akan mentoleransi sama sekali ketika ada kecurangan. Soal tadi yang ditemukan curang dan sebagainya itu otomatis didiskualifikasi. Dan bisa saja bukan hanya dari UTBK, tapi dari seluruh sistem penerimaan perguruan tinggi negeri. Ini yang perlu menjadi catatan," ucapnya di konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube SNPMB ID, Jumat (25/4/2025).

Peserta UTBK Mencurigakan Dicatat di BAPU

Eduart mengatakan gerak-gerik dan kejanggalan peserta yang dicurigai melakukan kecurangan dicatat dalam Berita Acara Pelaksanaan UTBK (BAPU). Ia mencontohkan, termasuk di antaranya yakni sering menengok kanan-kiri, foto kartu UTBK dengan wajah peserta tidak sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan kalau untuk ke toilet itu disarankan untuk sebelum melakukan ujian. Dan ketika melakukan ujian maka akan ada pengawal yang menuju ke toilet tersebut. Ini sudah diatur oleh pengawas," ucapnya.

Kecurangan UTBK 2025 Dideteksi Sistem

Koordinator Humas dan Promosi SNPMB Ismaini Zain mengatakan sistem UTBK 2025 mendeteksi adanya pola kecurangan yang dilakukan peserta ujian. Pola yang dicurigai kemudian dicatat untuk dianalisis sebagai bahan pengambilan keputusan terkait penetapannya sebagai kecurangan.

ADVERTISEMENT

Ia mencontohkan, pola pengerjaan soal oleh seorang peserta ujian tercatat oleh sistem. Misalnya seperti peserta ujian memilih untuk mengisi semua jawaban di menit-menit terakhir.

"Sistem dari UTBK itu menggunakan sistem time block out. Jadi begitu nanti dia itu tidak mengerjakan, terus tiba-tiba dia menit-menit terakhir mengerjakan, tak-tak-tak dan seterusnya, Itu semuanya dicatat sebagai salah satu rekomendasi nanti ketika apakah ini perlu ada macam kecurangan dan lain sebagainya," kata dia.

Ia menambahkan, berbasis sistem, tim SNPMB dapat mengidentifikasi peserta UTBK yang curang beserta posisi ujiannya. Salah satunya dari foto kecurangan yang disebarkan.

"Sistem kita itu sebetulnya juga bisa mencari, menengarai foto-foto yang tersebar itu dari kursi nomor berapa. Itu sudah ada bisa terdeteksi melalui sistem yang ada di kami. Oleh karena itu sebetulnya dengan banyaknya foto yang tersebar itu merupakan informasi juga bagi kami (tentang) ini di mana saja terjadinya," sambungnya.

Anomali Pendaftar

Eduart mengatakan anomali peserta UTBK juga dideteksi sejak awal pendaftaran untuk mengantisipasi kecurangan. Ia mencontohkan, seorang peserta asal SMA di Makassar memilih kampus di Yogyakarta dan Bandung, kemudian memilih UTBK di Kalimantan. Kendati tidak salah, informasi ini tercatat sebagai anomali yang kemudian perlu didalami tim SNPMB.

"Apakah ini salah? Ini tidak salah. Tetapi menjadi tugas dari kami terhadap anomali ini untuk melakukan pendalaman lebih lanjut. Apa yang menjadi motif dalamnya. Karena dari anomali seperti ini ketika kita lakukan pendalaman lebih lanjut, ada yang memang benar adanya (tidak curang). Tapi ada juga ternyata yang memang dilandaskan pada niat kecurangan. Itu kita sudah punya datanya," tutur Rektor Universitas Negeri Gorontalo ini.




(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads