Penampakan Kupu-kupu Raja, Satwa Dilindungi di Gunung Sanggabuana

Kabupaten Karawang

Penampakan Kupu-kupu Raja, Satwa Dilindungi di Gunung Sanggabuana

Irvan Maulana - detikJabar
Jumat, 03 Jan 2025 17:30 WIB
Penampakan Kupu-kupu raja yang dilindungi, hidup di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana
Penampakan Kupu-kupu raja yang dilindungi, hidup di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana. Foto: Istimewa
Karawang -

Puluhan jenis kupu-kupu raja ditemukan di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana, Kabupaten Karawang, dua jenis di antaranya merupakan spesies yang dilindungi.

Pembina Yayasan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) Bernard Triwinarta Wahyu Wiryanta menuturkan, kabar temuan baru keanekaragaman hayati di kawasan Pegunungan Sanggabuana ini ditemukan Tim Ekspedisi Studi Konservasi Lingkungan 'Surili' dari Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan peneliti SCF.

"Kami sedang menelusuri potensi ekosistem flora dan fauna langka di kawasan Pegunungan Sanggabuana, termasuk di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Pangkalan. Dalam penjelajahan selama lebih dari 16 hari, Tim Ekspedisi berhasil mendata flora dan fauna yang ada di Pegunungan Sanggabuana, serta mendata goa-goa yang ada di kawasan Karst Pangkalan," kata Bernard dalam keterangan resmi yang diterima detikJabar, Jumat (3/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan Bernard, tim ekspedisi berhasil mendata 96 jenis raja yang merupakan 83 spesies kupu-kupu dari enam family kupu-kupu yang ditemukan hidup di Pegunungan Sanggabuana.

"Dari 96 jenis kupu-kupu raja yang berhasil di data, juga terdapat 2 jenis kupu-kupu raja yang dilindungi, yaitu Troides helena dan Troides amphrysus. Menurut IUCN Red List dengan kategori Least Concern (LC) dan Appendix II CITES," kata dia.

ADVERTISEMENT

Dua jenis kupu-kupu raja itu, kata Bernard, juga termasuk satwa dilindungi sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 tahun 2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa dilindungi.

Jumlah tersebut, kata Bernard, berhasil didata dalam waktu 17 hari di kawasan hutan blok Cikoleangkak, Camp Phillip dan jalur pendakian dari Blok Pancuran Kejayaan, ia memperkirakan kemungkinan lebih banyak jenis kupu-kupu jika waktu ekspedisi lebih lama, dan kawasan Pegunungan Sanggabuana di jelajahi secara keseluruhan.

Lebih lanjut dijelaskan Bernard, keragaman kupu-kupu yang berhasil didata menjadi kabar baik, sebab menjadi bioindikator positif bagi lingkungan. Kupu-kupu sebagai komponen ekosistem, polinator atau penyerbuk bunga.

"Kupu-kupu adalah serangga yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, degradasi habitat, dan perubahan iklim, jadi keragaman populasi kupu-kupu bisa dijadikan indikator lingkungan yanb baik di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana," jelasnya.

Selain kupu-kupu, para peneliti SCF dan IPB juga mendapati sejumlah satwa langka lain yang hidup di Pegunungan Sanggabuana, melalui kamera trap, dan dijumpai secara langsung.

"Selain mendata kupu-kupu, tim ekspedisi juga berhasil mendata satwa langka lain seperti Julang Emas (Rhyticeros undulatus), Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), dan beberapa jenis raptor migran, Ular Kobra (Naja sputatrix), dan juga Ular Naga Jawa (Xenodermus javanicus) ketika mendata herpetofauna di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana," ungkap Bernard.

Sejumlah temuan itu, kata Bernard, juga akan mempercepat pengumpulan data biodiversity yang ada sebagai pelengkap data. "Pelengkapan data biodiversity ini, bisa dirumuskan menjadi program perlindungan dan pelestarian kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana kedepan," pungkasnya.

(sud/sud)


Hide Ads