Peneliti Temukan Kupu-kupu Laut hingga Babi Laut di Samudra Antartika.

ADVERTISEMENT

Peneliti Temukan Kupu-kupu Laut hingga Babi Laut di Samudra Antartika.

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 20 Apr 2025 18:00 WIB
Babi laut
Babi laut. Foto: Australian Antarctic Division/Pete Harmsen
Jakarta -

Sejumlah peneliti di Australia menemukan beberapa makhluk hidup unik di kedalaman Samudra Antartika. Salah satunya adalah babi laut.

Para peneliti kapal pemecah es Antartika Australia RSC Nuyina itu mengatakan beberapa makhluk laut yang mereka kumpulkan bisa jadi baru bagi dunia sains.

RSV Nuyina tengah menjalani perjalanan 60 hari ke tepi benua es. Ini adalah misi pertamanya yang didedikasikan khusus untuk sains kelautan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekspedisi ini terutama difokuskan untuk memahami dampak air hangat terhadap Gletser Denman, gletser yang mencair paling cepat di Antartika Timur.

Namun, tim peneliti juga mengumpulkan dan menganalisis beberapa keanekaragaman hayati unik yang ditemukan di Samudra Antartika.

ADVERTISEMENT

Penemuan Laba-laba Laut hingga Babi Laut

Penemuan ini termasuk laba-laba laut sebesar tangan, bintang laut yang tumbuh seukuran piring makan, dan spesies gurita endemik di wilayah tersebut, menurut Profesor Jan Strugnell, dari Universitas James Cook.

Spesimen tersebut juga mencakup banyak babi laut, yang merupakan jenis teripang yang sudah dikenal sains serta krustasea kecil yang hidup di dasar laut yang dikenal sebagai isopoda.

"(Kami telah mengumpulkan) keanekaragaman hayati laut yang sangat besar, dan kemungkinan beberapa spesies baru bagi sains," kata Profesor Strugnell, yang juga merupakan bagian dari program penelitian Securing Antarctica's Environmental Future, dikutip dari ABC News.

Sumur basah yang dirancang khusus di kapal juga memungkinkan para peneliti untuk menangkap makhluk-makhluk kecil itu tanpa menyakiti mereka.

Salah satunya adalah kupu-kupu laut, sejenis siput laut yang tampak mengepakkan sayap saat berenang di air.

Makhluk itu kemudian bertelur di salah satu akuarium kapal, yang memberi para peneliti kesempatan untuk mendokumentasikan perkembangan telur pteropoda untuk pertama kalinya.

"Tim sangat gembira bisa memiliki makhluk kecil itu dan mengamatinya serta merawatnya, sehingga ia dapat menceritakan semua rahasia yang selama ini tersembunyi," kata Dra Laura Herraiz Borreguero, dari CSIRO dan Australian Antarctic Program Partnership (AAPP).




(nah/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads