Satu potong permen karet dapat melepaskan ratusan hingga ribuan mikroplastik ke air liur, sehingga berpotensi tertelan oleh manusia. Mikroplastik tak hanya terdapat pada permen karet sintetis, tetapi juga permen karet alami.
Hasil studi tersebut dipresentasikan peneliti pada pertemuan American Chemical Society (ACS) Spring 2025, 23-27 Maret lalu. Pertemuan ini menampilkan 12.000 presentasi tentang berbagai topik sains, termasuk polusi makanan ini.
Mikroplastik di Permen Karet, Bahaya?
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil, sekitar kurang dari 5 mm. Mikroplastik bisa mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan. Sejumlah studi mendapati mikroplastik dalam tubuh bisa memicu gangguan fungsi ginjal, metabolisme, hingga kemampuan mengingat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sanjay Mohanty, profesor teknik di University of California, Los Angeles (UCLA) yang menjadi peneliti utama proyek ini mengatakan belum diketahui apakah mikroplastik pada permen karet alami maupun sintetis berbahaya bagi manusia karena belum diuji coba.
"Ilmuwan tidak tahu apakah mikroplastik berbahaya bagi kita atau tidak. Tidak ada uji coba pada manusia. Namun, kami tahu bahwa kita terpapar plastik dalam kehidupan sehari-hari, dan itulah yang ingin kami teliti di sini," ucap Mohanty, dikutip dari laman ACS.
Sedangkan hasil uji coba pada hewan dan uji coba dengan sel manusia menunjukkan mikroplastik dapat membahayakan. Menunggu jawaban lebih pasti dari komunitas ilmuwan, peneliti menyarankan untuk tetap mengurangi paparan terhadap mikroplastik.
Mikroplastik di Permen Karet dan di Sekitar Kita
Ilmuwan memperkirakan manusia menelan puluhan ribu mikroplastik ukuran 1-5 mm per tahun. Mikroplastik ini terdapat dalam makanan, minuman, kemasan plastik, pelapis (coating), dan proses produksi, atau pembuatan produk tersebut.
Sedangkan pada permen karet, peneliti semula memperkirakan adanya mikroplastik karena bahan dasarnya sejenis plastik.Peneliti pascasarjana UCLA Lisa Lowe menjelaskan permen karet terbuat dari bahan dasar karet, pemanis, perasa, dan bahan-bahan lain.
Permen karet alami menggunakan polimer berbasis tanaman, seperti permen karet atau getah pohon lainnya agar mencapai kekenyalan yang tepat. Sedangkan permen yang tidak alami berbahan dasar karet sintetis dari polimer berbasis minyak bumi.
"Yang mengejutkan, baik permen karet sintetis maupun alami memiliki jumlah mikroplastik yang sama saat kita mengunyahnya," kata Lowe.
Lowe menjelaskan, permen karet tersebut juga mengandung polimer yang sama, yaitu poliolefin, polietilena tereftalat, poliakrilamida, dan polistirena. Polimer yang paling banyak untuk kedua jenis permen karet tersebut adalah poliolefin, yaitu kelompok plastik yang meliputi polietilena dan polipropilena.
Pengujian Mikroplastik Permen Karet
Dalam eksperimen mereka, lima merek permen karet sintetis dan lima merek permen karet alami yang dijual bebas dikunyah satu partisipan penelitian. Tiap merek permen karet dibagi menjadi 7 potong sampel.
Hasil kunyah permen karet selama 4 menit menghasilkan sampel liur setiap 30 detik. Partisipan lalu diminta berkumur terakhir dengan air bersih.
Pada eksperimen selanjutnya, sampel air liur dikumpulkan secara berkala selama 20 menit. Cara ini dipakai peneliti untuk melihat laju pelepasan mikroplastik dari setiap permen karet.
Peneliti lalu mengukur jumlah mikroplastik yang ada dalam setiap sampel air liur. Partikel plastik diwarnai merah dan dihitung di bawah mikroskop atau dianalisis dengan spektroskopi inframerah transformasi Fourier, yang juga memberikan komposisi polimer.
30.000 Mikroplastik Permen Karet Per Tahun
Lowe menemukan bahwa ada rata-rata 100 mikroplastik yang dilepaskan per gram permen karet. Beberapa potong di antaranya mencapai 600 mikroplastik per gram permen karet.
Sedangkan sepotong permen karet biasanya seberat 2-6 gram. Maka, sepotong besar permen karet menghasilkan 3.000 partikel mikroplastik.
Jika orang mengunyah rata-rata 160-180 batang permen karet kecil per tahun, maka sekitar 30.000 mikroplastik tertelan per orang.
Mohanty menggarisbawahi, plastik yang dilepaskan ke dalam air liur merupakan sebagian kecil dari plastik yang ada di permen karet. Untuk itu, buang sampah permen karet dengan benar untuk tidak menambah polusi plastik.
"Jadi, perhatikan lingkungan dan jangan membuangnya begitu saja ke luar atau menempelkannya di dinding," ucapnya.
(twu/pal)