Tips Pilih Jurusan Kuliah dari Guru SMA Pradita Dirgantara, Anti FOMO!

ADVERTISEMENT

Tips Pilih Jurusan Kuliah dari Guru SMA Pradita Dirgantara, Anti FOMO!

Trisna Wulandari - detikEdu
Sabtu, 26 Apr 2025 09:00 WIB
Ilustrasi siswa sma
Siswa perlu memilih prodi kuliah sesuai minat dan bakat, hindari FOMO. Guru berperan penting dalam membantu navigasi pilihan untuk masa depan. Foto: Getty Images/Rani Nurlaela Desandi
Jakarta -

Memasuki masa penerimaan mahasiswa baru di berbagai perguruan tinggi, siswa perlu memastikan pilihan program studi (prodi) sudah sesuai dengan minat dan bakat. Jangan sampai ikut-ikutan teman atau kena fear of missing out (FOMO) yang banyak memilih jurusan tertentu.

Guru pendamping peminatan luar negeri SMA Pradita Dirgantara, Isnaini Rohayati menuturkan banyaknya minat, bakat, dan pilihan yang ditawarkan bisa jadi membuat siswa kebingungan memilih prodi kuliah. Peran guru pendamping atau bimbingan konseling (BK) dalam hal ini penting untuk bantu siswa menavigasi pilihan prodi dan perguruan tinggi untuk masa depannya.

"Kita juga ngasih insight dan masukan tentang concern yang kayak tadi, misalnya di situasi globalnya lagi ada kayak gini nih, gimana kamu yakin mau ke sana (kampus tertentu), terus concern keluarga seperti apa. Lalu kita betul-betul tanyakan, karena kan kuliah ini tidak hanya berhenti saat 3-4 tahun kuliah saja, tapi betul-betul pintu gerbangnya anak-anak untuk nanti sampai ke karir mereka dan seterusnya. Jadi kita pastikan betul-betul bahwa major atau jurusan yang anak-anak ambil itu sesuai dengan apa yang memang mereka impikan," jelas Isna pada detikEdu, ditulis Kamis (24/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan sampai nanti, 'Ah FOMO nih, teman-temanku banyak yang ke engineering, ke teknik, terus aku mau ke sana (juga). Ternyata itu tidak datang dari hati yang paling dalam mereka. Nah nanti kan di depan (bisa) ada bermasalah. Jadi mostly, anak-anak datang itu biasanya curhatnya ke situ, sambil kita memastikan apakah itu betul-betul yang mereka ingin atau tidak," imbuhnya.

Tips Pilih Prodi Kuliah

Agar terhindar dari FOMO dan kuliah sesuai minat dan bakat, berikut sejumlah tips memilih prodi perguruan tinggi dari Isna yang bisa siswa coba. Yuk simak!

ADVERTISEMENT

Cek Minat dan Bakat

Siswa dapat melakukan tes minat dan bakat di awal jenjang SMA/sederajat pada kelas 10 dan sekali lagi di awal kelas 12. Berdasarkan data minat dan bakat para siswa, guru dapat bantu anak melihat arah spektrum minatnya.

"Crucial time ya itu. Di awal masuk sekolah, selama mereka bersekolah di sini, ada pengetahuan yang baru masuk. Kemudian mungkin dia membaca sesuatu atau ada inspirasi atau apa pun, sehingga di rentang waktu 2 tahun itu memungkinkan sekali adanya perubahan preferensi anak-anak. Kita perlu memvalidasi data itu, apakah ada perubahan atau tidak, sehingga di awal kelas 3 sebelum anak-anak memutuskan, 'Oh, aku minatnya di sini nih, kita betul-betul berjalan based on data," terangnya.

Pertimbangkan Portofolio Semasa SMA

Pertimbangkan bidang ilmu yang ditekuni semasa SMA/sederajat berdasarkan rekam jejak atau portofolio siswa. Dalam hal ini, portofolio dapat berupa nilai siswa, prestasi akademik, dan prestasi nonakademik, serta proyek sosial atau sains, pengabdian pada masyarakat, dan kegiatan kepemimpinan dan ekstrakurikuler. Pada tahap ini, guru dapat bantu siswa mengecek kembali bidang yang semula diminati anak beserta pergeserannya, jika ada.

"Anak-anak (SMA PD) itu biasanya di awal saat mereka kelas 3 (12) ada sesi dengan classroom teacher atau dengan BK. Mereka akan ditanya, kamu tuh mau ke mana (arah bidang yang ditekuni). Nah, kita bisa melihat ini anak misalnya dari awal pengennya ke computer science.Tiba-tiba pas di belakang, pas mau mendaftar, dia ngomong pengen ke engineering. Nah, kita perlu konfirmasi dulu apakah anak-anak ini yakin mau ke engineering," ucapnya.

"Kita dengarkan dulu beneran kayak gitu atau enggak atau hanya sekedar coba-coba. Kalau sekedar coba-coba kayaknya enggak (jangan), karena saat mereka menyiapkan untuk bisa akhirnya mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) dan lain sebagainya, itu persyaratannya luar biasa banyak dan kompleks. Jadi, jangan deh main-main, jangan FOMO-FOMO, terus nanti malah wasting time mengorbankan hal lain," sarannya.

Pertimbangkan Rencana Karier

Cek kembali rencana karier agar siswa memilih prodi sesuai passion dan skill-nya di bidang tersebut. Langkah ini juga dapat dilakukan saat siswa yang memiliki kemampuan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) hendak memilih prodi non-STEM.

"Biar bagaimanapun, portfolio itu kan menunjukkan passion-nya dia, skill-nya dia. Jadi, ketika itu nanti nggak mendukung, portfolio-nya selama ini non-STEM tapi dia mau join STEM, atau sebaliknya,khawatirnya nanti di belakang malah, 'Oh ternyata dia salah nih, harusnya ke STEM, kok malah non-STEM dan sebaliknya.(Tapi ini pakai) personal approach (pendekatan personal) ke anaknya," jelasnya.

Bagaimana Menyiapkan Anak Memilih Bidang Ilmu yang Ingin Ditekuni?

Agar siswa tidak berkecil hati karena ingin kuliah STEM tetapi kemampuannya di bidang non-STEM, Isna menyarankan agar pihak sekolah membantu anak mengenal bidang ilmu yang diminatinya sejak dini.

"Nggak tiba-tiba mulai di kelas tiga, misalnya ini udah kelas tiga, waktunya pendaftaran, waktunya mau UTBK, baru ada tes minat dan bakat, nggak," ucapnya.

Ia mencontohkan, setelah tahu minat dan bakat, siswa dapat ikut proyek sains atau proyek kolaborasi di sekolah. Penentuan judul hingga jalannya proyek dipandu guru. Pada proyek ini, siswa bisa mengenali minatnya lebih jauh. Siswa juga dapat ikut kegiatan klub atau ekstrakurikuler untuk menelusuri minat dan bakatnya.

Isna menuturkan, peran guru BK dalam hal ini hadir untuk kebutuhan konsultasi anak terkait minatnya. Begitu juga dengan guru kelas.

"Dan penyiapan sejak awal itu tadi, itu penting untuk diketahui oleh orang tua. Dan mungkin juga guru di sekolah lain," ucapnya.




(twu/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads