Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mewakili SMP Labschool Unesa 1 Surabaya buka suara soal turnamen futsal yang diwarnai insiden siswa MI dibanting pelatih futsal tim lawan. Pihaknya menyampaikan permintaan maaf ke korban dan tidak mentolerir kekerasan yang terjadi.
"Kami mewakili SMP Labschool Unesa sebagai pihak penyelenggara menyampaikan permintaan maaf kepada pihak keluarga pemain yang diduga menjadi korban, dan kepada tim yang bertanding," ujar Direktur Humas Unesa Vinda Maya saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (29/4/2025).
Vinda menjelaskan bahwa insiden dugaan kekerasan itu terjadi pada laga 2 tim tamu, bukan tim Labschool Unesa, yang bertanding pada babak Semi Final Turnamen Futsal 2025 di Lapangan Futsal Labschool Unesa 1 Jalan Kawung, Kemayoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Atas kejadian itu, tim penyelenggara yang ada di lokasi mendampingi pemain yang bersangkutan atas insiden itu. Pendampingan sampai ke proses pemeriksaan dan perawatan ke rumah sakit," jelasnya.
Tim Labschool Unesa juga telah melakukan kunjungan ke rumah sakit guna memastikan perkembangan kondisi pemain yang menjadi korban pada Senin (28/4). Vinda pun menegaskan tidak ada bentuk toleransi terhadap kekerasan yang terjadi.
"Kami tidak mentolerir segala bentuk 'kericuhan' atau tindakan yang mengarah pada 'kekerasan' di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, termasuk dalam turnamen tersebut," tegasnya.
Pihaknya pun menyampaikan bahwa insiden ini menjadi catatan evaluasi untuk penyelenggaraan kegiatan turnamen futsal di masa yang akan datang.
"Insiden ini menjadi bahan evaluasi bagi pihak penyelenggara untuk memastikan agar kejadian yang seperti itu tidak terjadi lagi atau terulang di kemudian hari," pungkasnya.
Sebelumnya, pemain futsal dari MI Al Hidayah BAI (11) menjadi korban kekerasan oleh pelatih futsal tim lawannya yakni BAZ (33) dari SDN Simolawang usai pertandingan semi final futsal di SMP Labschool Surabaya pada Minggu (27/4).
Pelaku membanting korban ke lapangan saat tengah melakukan selebrasi setelah berhasil memperoleh kemenangan dengan skor 4-2 dalam pertandingan futsal tingkat SD/MI se Surabaya itu.
Akibatnya, korban mengalami keretakan tulang ekor dan harus menghindari aktivitas fisik untuk beberapa bulan ke depan. Permasalahan ini pun telah dilaporkan ke Unit PPA Polrestabes Surabaya.
Kasi Humas Polrestabes Surabaya AKP Rina Shanty Dewi saat dikonfirmasi menyebut bahwa permasalahan ini masih dalam penyelidikan kepolisian.
"Masih proses lidik/sidik," kata Rina.
(dpe/iwd)