Profesor di Kampus Mesir Ini Pakai Drone Cegah Mahasiswa Mencontek Saat Ujian

ADVERTISEMENT

Profesor di Kampus Mesir Ini Pakai Drone Cegah Mahasiswa Mencontek Saat Ujian

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Senin, 28 Apr 2025 19:30 WIB
Drone awasi ujian di kampus Mesir China
Foto: (Tangkapan layar akun X @gorgeous4ew)
Jakarta -

Profesor di kampus Mesir ini menggunakan drone saat ujian kelasnya. Mencegah para mahasiswa melakukan kecurangan.

Video soal aksi profesor itu menjadi pembicaraan di X, salah satunya yang diposting akun @gorgeous4ew. Terlihat pesawat nirawak kecil terbang lalu lalang di atas kepala para mahasiswa selama ujian.

Rekaman tersebut menangkap puluhan siswa yang duduk berderet, diamati dengan seksama oleh para pengawas dan asisten dosen. Melayang dengan tenang di atas mereka, pesawat nirawak tersebut memindai ruangan, memberikan pandangan luas yang dimaksudkan untuk mencegah dan mendeteksi potensi kecurangan demikian dilansir dari Gulf News, Sabtu (26/4/2025), dikutip dan ditulis Senin (28/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan media lokal, profesor yang bertanggung jawab atas mata kuliah yang diujikan, memperkenalkan pesawat nirawak sebagai lapisan pengawasan tambahan. Tujuannya, untuk meningkatkan keadilan selama ujian dengan meminimalkan peluang untuk perilaku tidak jujur.

Ada yang memuji penggunaan teknologi inovatif untuk menjaga integritas akademis itu. Ada pula yang mempertanyakan apakah pengawasan semacam itu tepat dan efektif dalam lingkungan pendidikan.

ADVERTISEMENT

Drone Digunakan Saat Ujian Masuk PTN China Sejak 2015

Sesungguhnya aksi profesor yang 'mengawasi' mahasiswa saat ujian pakai drone itu bukan hal baru-baru amat. Sebelumnya, China pernah menerapkan metode ini dalam ujian masuk perguruan tinggi negeri, Gaokao, pada 2015 lalu. Bahkan sejak tahun 2016, kecurangan dalam Gaokao dapat dianggap sebagai tindak pidana.

Bahkan sejak 2024, daerah-daerah di China seperti Guangdong bahkan telah melibatkan AI dalam mengawasi peserta Gaokao. Provinsi Guangdong misalnya, menerapkan AI di 386 lokasi pemeriksaan untuk mendeteksi kecurangan, plagiarisme, dan perilaku abnormal lainnya melalui data gambar dan video. Jika kelainan terdeteksi, sistem segera memicu alarm yang memperingatkan supervisor untuk mengambil tindakan.

Provinsi Hainan juga menguji coba penggunaan inspeksi cerdas AI di lokasi ujian, untuk mendeteksi dan memberi peringatan dini pelanggaran disiplin secara tepat waktu, demikian dilaporkan Hainan Special Zone News dilansir dari Global Times China.

Selain itu, Kotamadya Chongqing juga menggunakan sistem cerdas AI di beberapa lokasi ujian untuk menganalisis dan mempelajari perilaku abnormal selama ujian secara langsung, sehingga dapat mengatasi masalah tersebut sejak awal, demikian dilaporkan gww.cn.

Beijing telah meningkatkan sistem inspeksi cerdas yang digunakan di Gaokao, dengan pemantauan dan identifikasi video yang lebih sensitif. Menolehkan kepala, membungkuk untuk mengambil barang, komunikasi antara pengawas dan siswa... tindakan kecil seperti itu akan direkam oleh sistem video, yang dapat dengan cepat mengidentifikasi dugaan penyimpangan yang ditujukan kepada masing-masing kandidat, demikian dilaporkan thepaper.cn.

Selain itu, banyak kota juga menggunakan radar untuk menjelajahi jalan, mengatur kendaraan deteksi radio, dan menggunakan robot patroli dan drone, yang memberikan dukungan untuk ujian nasional.

Namun sistem AI tidak sepenuhnya menggantikan manusia. Informasi peringatan yang diberikan oleh AI akan diverifikasi secara manual, dan petugas pemeriksa akan menjadi pengambil keputusan akhir jika terjadi perselisihan.




(nwk/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads